Mengapa Allah Hanya Memanggil Orang-orang yang Beriman Untuk Menjalankan Ibadah Puasa?

Dalil Perintah Puasa di Bulan Ramadhan 

Perintah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan terdapat di dalam AlQur'an Surat Al-Baqoroh ayat 183 

يايها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون

"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" 

Perhatikan pada ayat tersebut, Allah hanya memanggil orang-orang yang beriman saja, lalu pertanyaannya mengapa Allah hanya memanggil orang-orang yang beriman saja? 

Mari temukan jawabannya dalam link video yang terdapat di bawah 👇

Semoga bermanfaat!! 

Allah Hanya Memanggil Orang-orang yang Beriman Untuk Menjalankan Ibadah Puasa

3 Keistimewaan yang Diturunkan Allah di Dalam Bulan Sya'ban


Keistimewaan yang Diturunkan Allah di Dalam Bulan Sya'ban

Oleh : Muhammad Syukri Hasibuan, S.Sos.I

Di dalam Kitab Al-Fadhoil dijelaskan bahwa Sya'ban itu berasal dari kata "Tasya'ub" yang berarti bercabang-cabang. Pengertian ini sesuai dengan banyaknya cabang-cabang kebaikan dan keistimewaan yang terdapat di dalam bulan Sya'ban. Sehingga di dalam hadits dikatakan, "Keutamaan bulan Sya'ban itu dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya adalah seperti keutamaanku dibandingkan dengan Nabi-Nabi yang lain". Adapun cabang-cabang kebaikan yang bisa diamalkan oleh umat Islam di dalam Bulan Sya'ban ialah berpuasa sunnah khususnya puasa Nisyfu Sya'ban, mengisi malam Nisyfu Sya'ban dan memperbanyak sholat sunnah.

Selain banyaknya cabang-cabang kebaikan yang terdapat di dalam Bulan Sya'ban, maka Allah juga menurunkan keistimewaan di dalam Bulan Sya'ban. Jika bulan Rojab menjadi istimewa karena di dalamnya terdapat peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad Saw dan Bulan Ramadhan menjadi istimewa karena di dalamnya diturunkan AlQur'an, maka setidaknya ada tiga hal yang membuat bulan Sya'ban menjadi istimewa, diantaranya ialah :

1. Berpindahnya Kiblat Umat Islam dari Masjidil Aqsho ke Ka'bah

Setelah Nabi Muhammad kembali dari perjalanan Isra' dan Mi'raj dan membawa perintah sholat, maka semenjak itu hingga selama 17 bulan umat Islam sholat dengan kiblat yang mengarah ke Baitul Maqdis. Maka selama 17 Bulan itu juga Nabi Muhammad berharap kepada Allah dengan cara selalu menghadapkan wajahnya ke langit agar kiblat umat Islam dapat beralih ke Ka'bah. Nabi berharap demikian karena orang-orang Yahudi mengolok-olok umat Islam dengan mengatakan, "Mereka mengatakan Islam itu berbeda dengan Yahudi, akan tetapi kiblat mereka mengikuti agama Yahudi". 
Akhirnya, setelah berharap selama 17 bulan, Allah pun menjawab harapan Nabi Muhammad, kiblat umat Islam pun beralih dari Baitul Maqdis menuju Ka'bah. Peristiwa ini telah diabadikan di dalam AlQur'an Surat Al-Baqoroh ayat 144

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ

"Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam".

Dikabulkan Allah doa Nabi Muhammad agar kiblat umat Islam kembali ke Ka'bah setelah 17 bulan lamanya seakan mengajarkan kita untuk tidak pernah bosan berdoa kepada Allah. Lihatlah, sekelas Nabi Muhammad Saw dikabulkan doanya setelah 17 bulan lamanya, lalu siapa kita yang sedang berdoa langsung ingin dikabulkan.

Maka di bulan Sya'ban ini mari kita perbanyak doa kepada Allah, setidaknya ada tiga doa yang kita panjatkan terutama setelah membaca Surat Yasin tiga kali. Doa pertama diberikan umut yang panjang dan selalu dalam ketaatan, doa kedua, diberikan keluasan rezeki dan dijauhkan dari segala macam mara bahaya dan doa ketiga ialah meminta kepada Allah agar kelak kita bisa mati dalam keadaan Husnul Khotimah.

2. Turunnya awal perintah Sholawat
Allah Swt berfirman di dalam Surat Al-Ahzab ayat 56

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya".

Ayat di atas adalah ayat akan perintah bagi orang-orang yang beriman untuk selalu bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw. Mayoritas ulama, khususnya para ahli tafsir sepakat bahwa turunnya ayat ini adalah pada bulan Sya'ban.

Dalam ayat itu tersebut terdapat tiga sholawat, yaitu sholawat dari Allah kepada Nabi Muhammad, sholawat dari para Malaikat kepada Nabi Muhammad dan sholawat orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad Saw. Sholawatnya Allah kepada Nabi Muhammad merupakan pujian yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad, sedangkan sholawatnya para Malaikat kepada Nabi Muhammad Saw merupakan doa kepada Allah agar melimpahkan anugerahnya kepada Nabi Muhammad Saw. Adapun sholawatnya orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad Saw berarti berharap agar Allah selalu mencurahkan Rahmat dan ampunan-Nya kepada kita.
Karena turunnya perintah Sholawat ini di bulan Sya'ban, maka dianjurkanlah bagi umat Islam untuk memperbanyak melantunkan sholawat kepada Nabi Muhammad Saw pada bulan Sya'ban ini. Ketauhilah, Nabi Muhammad Saw pernah bersabda

"Barangsiapa yang bersholawat satu kali kepadaku, maka Allah akan bersholawat 10 kali kepadanya".

3. Diturunkannya kewajiban berpuasa di Bulan Ramadhan

Imam An-Nawawi dalam Majmu' Syarah Al-Muhadzadzab mengatakan bahwa Nabi Muhammad menjalankan ibadah puasa selama hidupnya sebanyak 9 kali dan di mulai dari tahun ke - 2 Hijrah setelah perintah kewajiban berpuasa diturunkan pada bulan Sya'ban. Hikmah perintah puasa ini diturunkan di Bulan Sya'ban ialah agar umat Islam bersegera mempersiapkan dirinya di Bulan Sya'ban sehingga ketika masuk ke dalam bulan suci Ramadhan umat Islam telah siap untuk menjalankan setiap rangkaian ibadah di Bulan Ramadhan dengan maksimal, khususnya ibadah puasa.
Aisyah ra. pernah berkata bahwa, "Aku tidak pernah melihat beliau lebih sering berpuasa daripada bulan Sya'ban" (HR. Bukhari dan Muslim)

Mengapa Nabi Muhammad Saw demikian? Sesungguhnya karena Nabi Muhammad ingin mengajarkan kita untuk berlatih berpuasa di bulan Sya'ban, sehingga ketika bulan Ramadhan tiba, kita mampu berpuasa dengan maksimal, tanpa merasa berat sedikit pun. Maka sudah selayaknya jugalah kita sebagai umat Nabi Muhammad memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya'ban, sehingga kita sudah terbiasa nanti ketika menjalankan ibadah wajib di bulan Ramadhan.

والله اعلم بالصواب