Hafalan Cinta

Hafiz adalah seorang anak yang lahir dari keluarga yang religius, ayah dan ibu tamatan dari pesantren, sedikit banyaknya latar belakang kedua orangtuanya mempengaruhi karakter dirinya menjadi seseorang yang religius. Hal ini dapat dilihat dari kesehariannya, di sekolah mulai dari SD hingga tamat dari perguruan tinggi Hafiz tidak pernah jauh dari AlQur'an.
Hafiz punya cita-cita untuk bisa menghafal AlQur'an, namun dia selalu ragu karena dia merasa dirinya belum layak untuk memenuhi memori otaknya dengan lantunan suci AlQur'an, hingga di suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita sholehah yang seakan memberi isyarat kepadanya agar tidak ragu untuk menghafal AlQur'an, wanita itu bernama Siti.
Berbeda dengan Hafiz, Siti bukanlah dari latar belakang keluarga yang religius, akan tetapi Siti merupakan sosok wanita yang sholehah. Hafiz dan Siti awalnya tidaklah saling mengenal, mereka mulai mengenak satu sama lain karena dipertemukan dalam bazaar yang digelar oleh kampus mereka. Ketika itu Hafiz sedang melihat-melihat buku, lalu ia tertuju pada satu buku yang berjudul "3 Hafiz Cilik Dunia". Menjadi seorang penghafal AlQur'an memang cita-citanya, namun Hafiz selalu ragu untuk mencoba, hingga datang seorang wanita bertanya kepada Hafiz
"Salut ya lihat anak-anak itu, cilik-cilik tapi udah bisa menghafal AlQur'an" ternyata Siti yang bertanya.
"Eh, iya, kecil-kecil udah hafal AlQur'an, gak kayak aku Juz 30 saja cuma sampai At-Takatsur" Hafiz

Berniaga Dengan Allah


ان الذين يتلون كتب الله واقاموا الصلاة وانفقو مما رزقنهم سرا و علا نية يرجون تجرة لن تبور
"Sesungguhnya orang-orang yang membaca kitab Allah (AlQur'an) dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka, baik secara diam-diam maupun terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak merugi" (QS. Fathir: 29)
Jika bicara tentang perniagaan, pasti setiap orang akan memperhitungkan untung dan rugi agar perniagaannya tetap berkembang dari waktu ke waktu, tidak ada seorang pun yang mengharapkan kerugian dalam perniagaannya, tidak terkecuali dengan orang yang beriman, bedanya bila perniagaan orang-orang yang beriman tidak akan pernah mengalami kerugian tetapi dengan syarat yaitu hanya berniaga dengan Allah Swt. Jika berniaga dengan Allah Swt maka tidak ada kata rugi, yang ada hanya keuntungan, baik itu keuntungan di dunia maupun di akhirat.
Berniaga tentu harus memiliki modal, jika berniaga dengan manusia tentu modal berupa uang, namun berniaga dengan Allah modalnya bukanlah itu akan tetapi dalam bentuk yang lain. Adapun modal yang diperlukan untuk berniaga dengan Allah adalah sebagai berikut:

1. Membaca AlQur'an
    Modal pertama jika ingin berniaga dengan Allah adalah selalu membaca AlQur'an. Apa kerugian yang kita dapat jika membaca AlQur'an? Sesungguhnya tidak ada kerugian yang kita peroleh, malah selalu keuntungan yangakan diperoleh. Nabi Muhammad Saw bersabda:
من قرا حرف من كتب الله فله به حسنة والحسنة بعشر امثالها لا اقول الم حرف ولكن الف حرف و لام حرف وميم حرف
"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari AlQur'an maka satu kebaikan baginya dan satu kebaikan dilipatkan gandakan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya. Aku tidak mengatakan aliif laam miim satu huruf akan tetapi alif satu huruf dan laam satu huruf dan mim satu huruf (HR. Tirmidzi)
    Hadits yang disampaikan di atas merupakan salah satu dari sekian banyak keuntungan yang kita peroleh jika berniaga dengan Allah dengan bermodalkan membaca AlQur'an. Masih banyak lagi keuntungan - keuntungan yang akan diperoleh dari membaca AlQur'an, ini masih dalam hal membaca, belum lagi mempelajari dan mengamalkannya. 

2. Mendirikan Sholat
    Modal yang kedua adalah mendirikan sholat wajib 5 waktu sehari semalam, dengan mengerjakan sholat tentu keuntungan akan terus kita peroleh dan tidak ada kerugian yang akan diperoleh dari mengerjakan sholat. Allah Swt berfirman:
ان الصلاة تنها عن الفحشاء والمنكر
"Sesungguhnya sholat itu mah mencegah kamu dari perbuatan keji dan mungkar"
   Seseorang yang benar-benar sholat, benar-benar menyerahkan dirinya kepada Allah maka dia akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar, jika terhindar dari perbuatan itu maka siapa yang untung, maka kita sendirilah yang untung dan tidak rugi. 

3. Bersedekah
    Modal yang ketiga adalah mereka menafkahkan sebagian rezeki yang dianugerahkan kepada orang-orang yang layak untuk diberikan, tidak pernah bersedekah itu akan membuat harta dan kekayaan kita itu semakin berkurang, malah akan semakin bertambah dan terus bertambah, jika sudah seperti itu siapa yang untung, tentu kita sendiri.
    Bersedekah boleh secara terang-terangan namun dengan syarat harus dilandasi dengan rasa keikhlasan, jangan dibarengi dengan rasa, namun alangkah lebih baiknya jika bersedekah secara diam-diam, agar aman dari rasa yang akan membawa kita ke dalam jurang ria yang mampu merusak amalan yang kita perbuat.
Allahu a'lamu bisshowab
Ditulis Oleh: Muhammad Syukri Hsb, S. Sos. I

RASULULLAH BERNIAGA

3 Pesan Nabi

Nabi Muhammad Saw pernah berpesan kepada sahabat beliau yaitu Abu Dzar dan Abu Abdurrahman
اتق الله حيثما كنت، واتبع السيىة تمحها وخالق الناس بخلق حسن
"Bertaqwalah kamu dimana saja, dan ikutilah kesalahanmu dengan kebaikan, niscaya ia dapat menghapuskannya, dan bergaullah sesama manusia dengan akhlak yang baik"
Pesan Pertama
Hadits di atas menjelaskan kepada kita bahwasanya keadaan taqwa setiap muslim harus tetap terjaga dimana saja dan kapan saja, jangan pernah beralih walau hanya sedikit saja. Bahkan Allah memerintahkan kepada setiap orang yang beriman jangan pernah mati kecuali dalam keadaan muslim, itu artinya ketaqwaan harus tetap terjaga.
Sahabat Rasul pernah menerangkan bahwasanya taqwa itu bagaikan kita melalui suatu jalan yang banyak durinya, tentu orang yang melalui jalan tersebut akan selalu berhati-hati agar tidak terinjak duri. Begitulah taqwa, kita harus senantiasa takut kepada Allah, kita harus senantiasa merasa di awasi Allah agar tidak mengerjakan apa yang dilarang oleh Allah dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah.
Pesan Kedua
Kemudian Nabi juga berpesan agar selalu mengikuti kesalahan yang diperbuat dengan kebaikan, artinya jika kita melakukan kesalahan maka segeralah melakukan kebaikan agar kesalahan itu dihapus oleh kebaikan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana api dipadamkan oleg air".
Pesan Ketiga
Bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik, karena akhlak yang baik itu akan mengantarkan kepada kebaikan. Umat Islam memiliki suri tauladannya yaitu Nabi Muhammad Saw, Allah telah berfirman
وانك لعلى خلق عظيم
"Sesungguhnya di dalam diri engkau (Muhammad) terdapat akhlak yang agung"
Sebagaimana kisah seorang buta yang beragama Yahudi yang sangat membenci Rasulullah Saw, setiap hari laki-laki buta ini selalu mencaci beliau, akan tetapi Rasulullah Saw selalu membawa makanan terhadap si buta dan menyuapinya. Kemudian setelah Rasulullah Saw meninggal dunia, maka Abu Bakar ra bertanya kepada Aisyah ra, "Apakah ada lagi kebiasaan Rasulullah Saw yang belum dia laksanakan"?
Maka Aisyah ra pun menjawab, "Masih ada kebiasaan Rasulullah yang belum dikerjakan, yaitu memberi makanan kepada pengemis buta yang ada di pasar"
Maka setelah Aisyah ra memberitahukan kebiasaan Rasulullah Saw yang belum dilaksanakannya, Abu Bakar pun segera membawa makanan dan pergi menjumpai pengemis buta tersebut.
Ketika Abu Bakar ra memberi makanan kepada pengemis buta itu, dia bertanya, "Siapakah kamu? Kamu bukanlah orang yang biasa memberi makanan kepadaku, orang yang biasa itu kulitnya halus" tanya pengemis buta kepada Abu Bakar ra sembari meraba tangan beliau
Kemudian Abu Bakar menjelaskan kepada pengemis buta itu, "Itu adalah Rasulullah Saw, beliau telah meninggal dunia".
Sontak pengemis buta itu terkejut dan menangis, karena selama ini dia tidak tahu bahwasanya orang yang selama ini sering dicacinya itulah yang selalu memberi makanan kepadanya, dia sungguh menyesal, dan si pengemis buta itu pun langsung bersyahadat dan masuk Islam.