Tahapan Turunnya AlQur'an


Pengertian Nuzulul Qur'an

Oleh : Muhammad Syukri Hasibuan, S.Sos.I 

Nuzul artinya adalah pindahnya sesuatu dari atas ke bawah atau dipindahkannya sesuatu dari atas ke bawah. Pindahnya sesuatu dari atas ke bawah kita kenal dengan istilah turun. Maka dari itu Nuzulul Qur'an dapat kita artikan dengan berpindahnya atau turunnya AlQur'an dari atas ke bawah.

Turunnya AlQur'an hingga sampai ke dunia atau sampai ke Nabi Muhammad itu melalui beberapa tahapan, yaitu :

1. Allah menurunkan AlQur'an ke Lauhul Mahfudz

Tahapan pertama turunnya AlQur'an ialah turunnya AlQur'an dari sisi Allah secara keseluruhan ke Lauh Mahfudz. Apa itu Lauh Mahfudz? Di dalam buku Ensiklopedia Makna AlQur'an Syarah Al-Faazhul Qur'an dikatakan bahwa Lauh Mahfudz adalah tempat menyimpan berita-berita ghoib, termasuk AlQur'an. Lauh Mahfudz terbuat dari mutiara putih, lembaran-lembarannya dari permata yaqut yang berwarna merah, pena dan kitabnya adalah cahaya. Diterangkan juga di dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir bahwa Lauh Mahfudz itu berwarna putih yang panjangnya seukuran antara langit dan bumi dan lebarnya antara barat dan timur, sisi-sisinya terbuat dari intan permata.

2. AlQur'an diturunkan dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izzah

Setelah AlQur'an turun dari sisi Allah ke Lauh Mahfudzh, maka tahapan yang kedua ialah turunnya AlQur'an dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izzah (tempat di langit dunia). Turunnya AlQur'an dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izzah juga secara keseluruhan dan ini terjadi pada malam lailatul qodar tepatnya pada bulan Ramadhan.

3. Turunnya AlQur'an dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad Saw

Tahapan yang ketiga dari turunnya AlQur'an ialah turunnya AlQur'an dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur selama 23 tahun.

Kapan AlQur'an diturunkan?

🔹 Pada tahapan pertama AlQur'an diturunkan, tidak ada yang mengetahui kapan waktunya AlQur'an diturunkan kecuali hanya Allah Swt.

🔹 Pada tahapan kedua AlQur'an diturunkan secara keseluruhan dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izzah hanya dalam waktu satu malam saja yaitu pada bulan Ramadhan. Hal ini berdasarkan tiga ayat yang terdapat di dalam AlQur'an, yaitu :
1. Surat Ad-Dukhon ayat 3

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ َ

"Sesungguhnya Kami (mulai menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar)"

2. Surat Al-Qodr ayat 1

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul qadar".

3. Surat Al-Baqoroh ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an... "

Berdasarkan ketiga ayat yang terdapat di atas maka jelaslah bahwa AlQur'an itu diturunkan pada malam yang berkah, yaitu pada malam Lailatul Qodar yang ada pada salah satu malam di malam-malam bulan Ramadhan.

Namun perlu untuk di garis bawahi bahwa turunnya AlQur'an yang dimaksud dari 3 ayat di atas bukanlah turunnya AlQur'an kepada Nabi Muhammad, akan tetapi turunnya AlQur'an dari Lauh Mahfuzh ke Baitul Izzah. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa AlQur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad itu secara berangsur-angsur selama 23 tahun, sedangkan pada 3 ayat di atas menjelaskan bahwa turunnya AlQur'an dalam satu malam saja.

🔹 Tahapan ketiga yaitu turunnya AlQur'an dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur. Adapun surat pertama yang turun ialah surat Al-Alaq ayat 1 - 5. Mengenai kapan turunnya surat Al-Alaq ini, dikalangan ulama juga terjadi perbedaan pendapat, ada yang mengatakan tanggal 17, 18, 21, 25 Ramadhan, bahkan ada juga yang berpendapat bulan Rabiul Awwal dan bulan Rojab.

Kenapa Di Indonesia Peringatan Nuzulul Qur'an pada Malam 17 Ramadhan?

Di Indonesia peringatan Nuzulul Qur'an jatuh pada malam ke - 17 Ramadhan karena mengikuti pendapat yang meyakini bahwa AlQur'an pertama kali turun ke bumi yaitu Surat Al-Alaq pada tanggal 17 Ramadhan. Adapun dalil yang digunakan berdasarkan Surat Al-Anfal ayat 41

 وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنٌِۗ

"kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad) pada hari Al-furqon (pembeda), yaitu pada hari bertemunya dua pasukan".

Di dalam kitab Ibnu Katsir dikatakan bahwa AlQur'an itu diturunkan pertama kali pada "Yaumul Furqon", yaitu hari dimana Allah membedakan antara yang haq dan yang bathil, itulah pada kaum muslimin berperang melawan kaum kafir dalam perang Badar. Kapan perang Badar terjadi? Pada tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah.

والله اعلم بالصواب

Sumber Rujukan
- Ensiklopedia AlQur'an
- Tafsir Ibnu Katsir
- Buku Ulumul Qur'an

Syukuri 3 Hal ini ketika bertemu kembali dengan bulan Ramadhan


Mari Bersyukur di Bulan Ramadhan

Oleh : Muhammad Syukri Hasibuan, S.Sos.I

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. فيا عبادالله أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ 
وقال الله تعالى في كتبه الكريم يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْن

Jama'ah Sholat Jum'at yang dirahmati oleh Allah Swt

Salah satu hikmah yang dapat kita petik ketika kita telah berada di dalam Bulan Ramadhan ialah kita mampu menjadi orang yang bersyukur. Mengapa kita perlu bersyukur kepada Allah Swt atas semua nikmat-nikmat yang kita peroleh selama ini? Karena hanya dengan cara bersyukurlah nikmat itu bisa bertambah dan menjauhkan diri kita dari azab Allah yang amat sangat pedih. Lalu setelah kita sampai di bulan Ramadhan ini, hal apa yang perlu kita syukuri?

1. Bersyukur atas nikmat umur yang telah diberikan Allah

Mari coba kita ingat-ingat, sudah berapa banyak orang-orang yang sudah mendahului kita sebelum masuknya belum Ramadhan, namun Alhamdulillah Allah masih memberikan umur yang panjang bagi kita sehingga kita saat ini sudah berada di dalam bulan Ramadhan dan Allah telah mengabulkan doa kita tahun lalu, yaitu kita berdoa agar dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan yang akan datang. Hari ini setelah kita bertemu kembali dengan bulan Ramadhan, maka janganlah kita sia-siakan nikmat kesempatan yang telah diberikan oleh Allah ini kepada kita. Jika tetap kita sia-siakan kesempatan ini, maka tergolonglah kita kepada orang-orang yang merugi, seperti yang digambarkan di dalam Surat Al-Ashr 1-3

والعصر، ان الانسان لفي خسر، الا الذين آمنوا وعملوا الصلحت وتوا صوب الحق وتوا صوب الصبر

"Demi masa, sesungguhnya manusia manusia dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan saling nasihat-menasihati dalam kebaikan dan kesabaran"

Jama'ah Sholat Jum'at yang dirahmati oleh Allah Swt

Demi waktu, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi, siapa itu? Itulah orang-orang yang Allah berikan kesempatan namun dia abaikan kesempatan tersebut, padahal jika dia manfaatkan waktu itu untuk menjadi orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh serta mau saling nasihat-menasihati dalam hal kebaikan dan kesabaran tentulah dia akan menjadi orang-orang yang beruntung.
Lebih parahnya lagi ialah jika ada orang yang telah bertemu dengan bulan Ramadhan, kemudian bulan Ramadhan itu berlalu namun dosa-dosanya belum diampuni padahal bulan Ramadhan itu bulan ampunan, maka kata Rasulullah inilah orang yang celaka, sebagaimana yang dikatakan di dalam hadits

رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ أَوْ بَعُدَ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” (HR. Ahmad)

2. Bersyukur atas nikmat kesehatan

Ada orang yang bertemu kembali dengan bulan Ramadhan, akan tetapi dia bertemu dengan Bulan Ramadhan dalam kondisi sakit, sehingga menyebabkan dirinya tidak bisa berpuasa dan mengerjakan berbagai rangkaian ibadah di bulan Ramadhan. Maka sudah sepatutnyalah kita bersyukur kepada Allah kita bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat sehingga kita bisa berpuasa dan mengerjakan berbagai rangkaian ibadah di bulan Ramadhan. 
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua nikmat, kebanyakan manusia tertipu dengan keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Ketauhilah, kesehatan yang prima dan waktu yang luang sering menipu manusia. Di saat kesehatan itu masih prima kita sering melalaikan ibadah, namun ketika kesehatan telah berlalu baru kita menyesal dan berharap bisa kembali sehat sedia kala sehingga bisa beribadah kepada Allah, begitu juga dengan waktu, kita sering terlalaikan oleh waktu yang panjang, namun ketika waktu itu telah berlalu kita pun menyesal mengapa ketika waktu itu ada kita tidak mampu untuk memanfaatkannya. 
Maka dari itu, bagi kita yang masih diberikan Allah nikmat waktu dan kesehatan, maka bersyukurlah kepada Allah dengan cara memanfaatkannya untuk taat beribadah kepada Allah terlebih lagi saat ini kita telah berada di bulan Ramadhan.

3. Bersyukur atas nikmat iman

Syukur yang ketiga ialah bersyukur atas nikmat iman yang diberikan Allah kepada kita. Perintah puasa wajib terdapat di dalam Surat Al-Baqoroh ayat 183

يايها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون

"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana yang diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa"

Mari kita perhatikan ayat di atas, Allah hanya memanggil orang-orang yang beriman untuk menjalankan ibadah puasa dan kita menyahuti panggilan tersebut karena di dalam dada kita ada rasa keimanan dan inilah nikmat terbesar. Adapun jika ada orang-orang yang tidak merasa bahwa Allah memanggil dirinya, maka ini adalah musibah yang besar bagi dirinya, karena dia tidak ada merasakan lagi keimanan di dalam dirinya. Maka orang-orang yang seperti ini sudah seharusnya kembali mendekatkan dirinya kepada ketaatan kepada Allah dan terus memperbarui imannya dengan memperbanyak ucapan "Laailaha illalloh". Dengan cara seperti ini Insya Allah dia akan merasakan kembali hadirnya keimanan di dalam dirinya.

بارك الله لي ولكم في القران العظيم ونفعني واياكم بما فيه من لايت والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته انه هوا الغفور الرحيم

Jangan lupa mari berbagi kebaikan dengan men-share tulisan ini