Keutamaan Bulan Ramadhan


Keutamaan Bulan Ramadhan

Di dalam Kitab Tanbihul Ghofilin dikatakan bahwasnya setiap malam Ramadhan Allah berseru hingga tiga kali, "Orang yang berdoa pasti dikabulkan, orang yang bertaubat pasti di terima, yang memohon ampun akan dosanya pasti akan diampuni dosanya"

Berdasarkan hadits Nabi Muhammad Saw yang berasal dari Ibnu Abbas ra di atas ada beberapa keutamaan yang dimiliki oleh bulan Ramadhan
Pertama, orang yang berdoa pasti akan dikabulkan.
Siapa-siapa saja orang yang berdoa kepada Allah swt pada bulan Ramadhan, Allah akan mengabulkannya. Hal ini sejalan dengan ayat 186, yang mana kelanjutan dari ayat 183-185 yang membahas hal seputar puasa di bulan Ramadhan, maka di ayat 186 Allah berfirman
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ ذَا سَاَ لَـكَ عِبَا دِيْ عَنِّيْ فَاِ نِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّا عِ اِذَا دَعَا نِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran."

Ayat ini menjelaskan bahwasanya Allah itu dekat dengan kita, maka jika berdoa kepada Allah, maka Allah akan mendengarkannya dan Allah akan mengabulkannya, namun syarat dan ketentuan pasti berlaku, yaitu hendaklah kita memenuhi perintah Allah dan senantiasa beriman kepadaNya, agar kita memperoleh kebenaran. Jika kita melanggar syarat dan ketentuan tersebut, maka kebenaran jauh dari kita, jadi jika Allah belum mendengarkan doa-doa kita itu tentulah hal yang wajar, karena Allah tidaklah mungkin mendengarkan doa orang-orang yang berada dalam kesesatan.

Mumpung kita berada di bulan Ramadhan, maka sudah seharusnya kita memperbanyak doa kepada Allah, karena doa di bulan Ramadhan sangatlah mustajab. Namun perlu juga kita ketahui, ada beberapa waktu yang baik untuk memanjatkan doa kepada Allah, adapun waktu-waktu yang baik itu diantaranya adalah :
1. Di waktu sahur
“Allah tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” {HR. Bukhori dan Muslim}

Waktu sahur itu adalah waktu Allah turun, yaitu sepertiga malan terakhir, maka sudah seharusnya sebelum sahur kita sempatkan diri untuk sholat tahajjud, sempatkan diri untuk berdzikir kepada Allah, sempatkan diri untuk berdoa kepada Allah, mintalah kepada Allah, terutama umur yang panjang dan senantiasa berada dalam ketaatan, mintalah ampun atas segala dosa-dosa yang telah kita perbuat dan mintalah segala hajat kita kepada Allah swt.

2. Saat berpuasa
Nabi Muhammad Saw bersabda :
ثلاثةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad)

Salah satu dari tiga orang yang doanya tidak tertolak dari hadits di atas adalah orang yang sedang berpuasa. Pada hakikatnya orang yang benar-benar berpuasa itu adalah orang yang beriman. Orang-orang yang beriman tentu sedang berada dalam ketaqwaan, inilah hal yang menyebabkan doanya orang yang berpuasa tidaklah tertolak.

3. Saat berbuka puasa
Nabi Muhammad saw bersabda

ثلاثة لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.” {HR. Tirmidzi}

Sebagaimana hadits di atas, ada tiga golongan juga yang doanya tidak akan tertolak, salah satunya ialah orang yang berpuasa ketika dia berbuka. Orang yang hendak berbuka puasa doanya tidaklah tertolak, hal ini disebabkan dia telah menyelesaikan kewajibannya dan telah tunduk dan patuh atas perintah Allah swt.

Kedua, siapa yang bertaubat pasti akan di terima
Keutamaan berikutnya dari Bulan Ramadhan ialah Bulan Ramadhan dikenal dengan bulan maghfiroh atau bulan yang penuh dengan ampunan. Maka barangsiapa yang bertaubat di bulan ini dengan sebenarnya taubat maka Allah pasti menerimanya. Jika ibadah sunnah dihitung dengan pahala wajib, segala kebaikan pahalanya dilipat gandakan, maka tidaklah mungkin kesungguhan ingin bertaubat diabaikan. Allah swt berfirman di dalam Surat Ali-Imran ayat 133

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَسَا رِعُوْۤا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَا لْاَ رْضُ ۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ ۙ 

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,"

Ini adalah perintah Allah kepada para hambaNya, jika kita bersalah dan merasa banyak dosa maka segeralah mencari ampunan dari Tuhannya, tidak untuk dilama-lamakan, karena ajal manusia tidak ada yang tahu kapan tibanya. Apalagi ketika kita berada di bulan Ramadhan bulan yang suci, maka sudah seharusnya kita senantiasa dalam keadaan yang suci yaitu raih keutamaannya dengan segera bertaubat kepada Allah Swt. 
Namun yang perlu diketahui, jika ingin bertaubat dari segala kesalahan dan khilaf maka bertaubatlah dengan sebenar-benarnya taubat yaitu dengan taubatan nasuha, sebagaimana firman Allah
يايها الذين آمنوا توبوا الى الله توبة النصوحا
"Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubatan nasuha" 

Bertaubat kepada Allah juga jalan agar kita bisa menjadi hamba yang dicintai oleh Allah, karena Allah mencintai orang-orang yang bertaubat sebagaimana firman Allah Swt
ان لله يحب التوابين ويحب المتطهرين
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang bersuci" 

Ketiga, siapa yang minta ampun maka akan diampunkan

Manfaatkanlah moment bulan Ramadhan ini untuk meraih ampunan Allah, karena jika di bulan-bulan lain saja Allah itu Maha Pengampun, maka Allah pastilah lebih Maha Pengampun di bulan Ramadhan ini, karena bulan Ramadhan adalah bulan yang suci. Kita ketahui bersama bahwasanya Nabi Muhammad Saw pernah bersabda
"Antara Jum'at satu dengan Jum'at berikutnya adalah penghapus dosa dalam satu minggu dan antara satu Ramadhan dengan Ramadhan berikutnya adalah penghapus dosa dalam satu tahun itu".

Allah Maha Mengetahui kalau yang manusia itu tidak akan luput dari yang namanya dosa, maka dari itu Allah telah memfasilitasi bagi hambaNya satu bulan yang mana pada bulan itu kita benar-benar mohon ampun maka Allah pasti akan menerima ampunan kita. 

Makna yang Terkandung dalam Surat Al-Baqoroh ayat 183


Allah Swt berfirman
يايها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa"

Berdasarkan ayat di atas, ada tiga makna yang terkandung didalamnya yang harus diketahui oleh seorang muslim. Adapun makna yang terkandung itu diantaranya adalah

Pertama, Allah hanya memanggil orang-orang yang beriman

Ayat ini diawali dengan kalimat 
يايها الذين آمنوا
"Hai orang-orang yang beriman"
Berdasarkan arti yang terdapat di atas maka Allah hanya memanggil orang-orang yang beriman saja untuk melaksanakan ibadah puasa. Mengapa Allah tidak mengatakan 'Yaa Ayyuhannas yang artinya "Hai manusia" atau panggilan lain? Allah hanya memanggil orang yang beriman karena hanya orang-orang yang berimanlah yang mampu menjalankan ibadah puasa, mengapa demikian? Karena iman itu artinya percaya. Jika orang yang beriman menjalankan ibadah puasa, maka sesungguhnya ia percaya atas semua yang diperintahkan Allah, ia percaya Allah itu Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha segala-galanya. Jika ia beriman, walaupun makanan dan minuman itu halal, namun diharamkan untuk memakannya jika dalam keadaan puasa wajib, maka ia tidak akan memakan dan meminumnya, walaupun jika ia mampu untuk memakan dan meminumnya, tanpa diketahui oleh orang lain, namun ia tidak akan makan dan minum karena ia percaya Allah itu Maha Mengetahui dan Maha Melihat.

Inilah mengapa, Allah hanya memanggil orang yang beriman, bukan memanggil kepada yang lain. Harus juga kita sadari, lawan kata dari iman adalah kufur. Maka jika ada orang islam yang tidak berpuasa di Bulan Ramadhan, maka sesungguhnya tidak ada iman di dalam dirinya, dan dia termasuk golongan orang yang kufur akan Allah swt.

Kedua, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu

Sesungguhnya puasa itu bukan hanya diwajibkan atas umat Nabi Muhammad saja, umat-umat terdahulu juga telah diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa, walaupun dengan ketentuan berbeda. Mengapa Allah memberikan perbandingan ini?
Pertama, syariat puasa ini telah ada sebagaimana yang telah diamalkan oleh orang-orang sebelum umat Nabi Muhammad, bukan hanya umat Nabi Muhammad saja yang menjalankan ibadah ini, maka tidak ada alasan untuk mengeluh sehingga menolak untuk menjalankan kewajiban ini.
Kedua, Allah ingin memberitahukan kepada umat Nabi Muhammad bahwasanya puasa yang kita jalankan itu lebih ringan dibandingkan dengan orang-orang sebelum kita, jika kita puasa hanya menahan haus, lapar dan hanya menahan indera kita dari hal-hal yang tidak bermanfaat, maka sungguhlah beda dengan puasa orang-orang sebelum kita, selain puasa akan makan dan minum, mereka juga berpuasa untuk tidak berbicara, walaupun itu kata-kata yang baik. Hal ini dijelaskan di dalam Suroh Maryam ayat 26
اني نذرت للرحمن صوما فلن اكلم اليوم انسيا
"Sesungguhnya aku telah bernadzar  berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini"

Jika puasa orang-orang sebelum kita begitu beratnya, baik dari segi waktu maupun tata cara berpuasa, maka tidak ada alasan bagi umat Nabi Muhammad mengatakan puasa Ramadhan itu berat, karena puasa orang-orang sebelum kita itu lebih berat dibandingkan puasa yang kita jalankan.

Ketiga, agar kamu bertaqwa

Seseorang yang benar-benar menjalankan ibadah puasa dan hanya karena Allah, maka sesungguhnya dia akan memperoleh gelar taqwa. Lalu apa yang dimaksud dengan taqwa. Taqwa adalah
الخوف من الجليل
"Hanya takut kepada Allah"
Mereka yang berpuasa sesungguhnya dia akan menjadikan dirinya takut kepada Allah, takut dalam hal mengerjakan apa-apa yang dilarang oleh Allah. Melalui ibadah puasa dirinya telah dibimbing kepada keimanan yang kuat, sehingga rasa takut itu akan selalu melekat didalam dirinya, karena dia percaya Allah selalu mengawasi setiap hamba-hamba-Nya. Itulah sebenarnya tujuan dari puasa, menciptakan rasa takut atau menciptakan rasa taqwa di dalam diri setiap orang-orang yang beriman.

Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Bagian Kedua

Hal-hal yang Membatalkan Puasa

2. Perkara yang membatalkan puasa beserta dengan pahala puasanya (al-mufhtirat)

Adapun hal-hal yang dapat membatalkan puasa beserta dengan puasanya adalah sebagai berikut :
1. Murtad, yaitu orang yang keluar dengan niat, ucapan dan perbuatan. meskipun hanya murtad yang sesaat.

2. Hadih dan nifas di siang hari walaupun hanya sesaat.

3. Gila walau hanya sesaat.

4. Pingsan dan mabuk, jika keduanya terjadi seharian penuh.
Namun mengenai hal ini ulama berbeda pendapat. 
👉 Menurut ar-Romli puasanya tetap sah jika sempat sadar dari pingsan dan mabuknya.
👉 Menurut Ibnu Hajar hukum puasanya batal walaupun dia sempat sadar, jika pingsan dan mabuknya karena kecerobohan.
👉 Menurut ulama yang lain puasanya tidak batal kecuali kareba kecerobohan dan terjadi sepanjang hari.

5. Jima' (berhubungan suami istri). Batal puasanya jika hubungan dilakukan dengan sengaja dan mengetahui atas keharamannya serta atas kemauan sendiri. Bagi yang melakukan hal seperti disebutkan tersebut maka ada lima sanksi yang dijatuhkan kepadanya
1. Berdosa
2. Wajib menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, walaupun puasanya sudah batal.
3. Wajib di ta'zir, hukuman dari hakim jika dia tidak bertaubat.
4. Wajib mengqodho puasanya
5. Membayat kaffarat udhamah, yaitu menutup kesalahannya dengan tiga tingkatan, dan harus di mulai dari tingkatan pertama, tidak boleh beralih ke tingkatan kedua atau ketiga jika memang benar-benar tidak sanggup. Adapun kaffarat tersebut ialah :
👉 Memerdekan budak mukmin
👉 Puasa dua bulan berturut-turut
👉 Memberi makan enam puluh orang miskin, yang mana setiap orang mendapatkan satu mud.

Perlu diketahui juga, bahwa kaffarat ini hanya dijatuhkan pada laki-laki bukan perempuan. Jumlah kaffarat akan terus bertambah sesuai dengan jumlah puasa yang ditinggalkannya karena jima' di siang pada bulan Ramadhan.

6. Masuknya benda 'ain ke dalam tubuh melalui rongga yang terbuka di dalam tubuh, kecuali angin dan debu. 

Hal-hal yang Membatalkan Puasa

Bagian pertama
Perkara yang dapat membatalkan puasa terbagi atas dua, yaitu :
1. Puasa tetap sah, tetapi membatalkan puasa (al-muhbithat). Rasulullah Saw bersabda, "Banyak sekali orang yang berpuasa tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasa kecuali hanya haus dan lapar". Adapun orang-orang yang tergolong kepada hal ini adalah sebagai berikut :
1. Ghibah, membicarakan tentang orang lain yang tidak disukainya, meskipun hal itu benar.
2. Namimah, orang yang suka mengadu domba.
3. Berbohong, yaitu memberi berita yang tidak benar atau zaman sekarang dikenal dengan istilah hoax.
4. Melihat hal-hal yang haram atau halal dilihat tapi semata-mata hanya memenuhi nafsu dan tidak mendatangkan manfaat.
5. Sumpah palsu. 
6. Berkata dusta. 

Hal-hal yang Dimakruhkan Saat Berpuasa


Hal-hal yang dimakruhkan Saat Berpuasa

1. Mengunyah sesuatu tanpa ada sedikitpun yang masuk ke perut, jika sampai masuk maka puasa pun batal.
2. Mencicipi masakan tanpa ada hajatan sedikit pun, kecuali para juru masak.
3. Berbekam, hal ini disebabkan dapat melemaskan badan.
4. Membuang air yang masuk ke dalam mulut saat berbuka puasa (kumur-kumur), karena hal ini dapat menghilangkan keberkahan berpuasa.
5. Menyelam dalam air, meskipun itu mandi wajib.
6. Bersiwak setelah tergelincirnya matahari. Namun Imam An-Nawawi menghukuminya tidak makruh.
7. Banyak makan dan tidur serta berbicara yang tidak mendatangkan manfaat.
8. Menikmati hal-hal yang diperbolehkan, baik itu dengan menggunakan indera penciuman, penglihatan maupun pendengaran, kecuali itu dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.

Sunnah-sunnah dalam Berpuasa


Sunnah-Sunnah puasa
1. Segera berbuka puasa jika sudah yakin saatnya waktu berbuka puasa.
2. Sahur, walau hanya seteguk air putih.
3. Mengakhirkan sahur, kira-kira seseorang membaca 50 ayat atau 1/4 jam sebelum fajar.
4. Berbuka dengan :
👉 Kurma basah
👉 Kurma yadam
👉 Kurma Kering
👉 Air Zam-zam
👉 Air putih
👉 Hulwun (Makanan manis yang tidak diproses melalui api, misalnya buah-buahan atau madu)
👉 Halwa (makanan manis yang diproses api)
5. Membaca doa berbuka dengan ketentuan setelah selesai berbuka baru membaca doa berbuka.
6. Memberi makanan berbuka kepasa yang berpuasa
7. Mandi junub sebelum subuh.
8. Mandi setiap malam di bulan Ramadhan setelah sholat maghrib.
9. Melaksanakan sholat tarawih
10. Melaksanakan sholat witir, yang mana memiliki tiga keistimewaan selama bulan Ramadhan
👉 Sunnah berjama'ah
👉 Sunnah mengeraskan suara
👉 Sunnah membaca doa qunut di separuh kedua bulan Ramadhan
11. Memperbanyak baca AlQur'an
12. Memperbanyak sholat sunnah
13. Memperbanyak amal sholeh
14. Mencari lailatul qodar
15. Berusaha berbuka dengan barang yang halal
16. Memberikan nafkah yang lebih pada keluarga
17. Meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat. 

Rukun - Rukun Puasa


Pengertian Rukun

Rukun ialah sesuatu yang tidak boleh tertinggal untuk dilakukan sebelum memulai sebuah pekerjaan atau sebuah ibadah.

Rukun puasa hanya ada dua:

Pertama niat. Baik itu puasa wajib maupun sunnah, maka harus diawali dengan niat, jika tidak maka puasanya tidaklah sah. Antara niat puasa wajib dan sunnah memiliki beberapa perbedaan
Dari segi waktu
👉 Wajib : Waktu niatnya dimulai Mahgrib hingga terbitnya fajar dan wajib dilakukan malam hari
👉 Sunnah : Waktunya malan hari sampai tergelincirnya matahari dan tidak wajib di malam hari.

Dari segi penyebutan
👉 Wajib : Wajib ditentukan mengerjakan puasa tertentu, misalnya puasa Ramadhan, nadzar atau qodho.
👉 Sunnah : Tidak wajib menentukan akan berpuasa tertentu, kecuali puasa yang memiliki waktu-waktu tertentu, misalnya puasa Arafah, Assyuro dll. Adapun ketentuannya
1. Niatnya dilaksanakan sebelum tergelincir matahari
2. Belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa

Dari segi menggabungkan
👉 Wajib : Tidak boleh menggabungkan dua puasa fardhu dalam satu niat.
👉 Sunnah : Diperbolehkan menggabungkan dua puasa sunnah atau lebih dalam satu niat.

Dalam Mazhab Syafi'i dijelaskan niat puasa dibaca setiap hari setelah terbenamnya matahari. 
Adapun berniat sehari saja untuk satu bulan hanya dibenarkan oleh Mazhab Maliki. Namun menurut beberapa kalangan ulama Mazhab Syafi'i tetap boleh mengamalkannya untuk mengambil nilai ibadah dari Mazhab Maliki. 
Adapun faidahnya
1. Jika terlupa, puasa yang dijalankan tetap sah. 
2. Jika pendek usia, kita seakan menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. 

Kedua, meninggalkan hal-hal yang membatalkan puasa. 

Pengertian Puasa, Syarat Sah dan Wajib

Pengertian Puasa

👉 Menurut Bahasa
Puasa berarti mencegah atau menahan. 

👉 Menurut Istilah
Puasa mencegah dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa yang di mulai dari terbitnya matahari hingga terbenam ya matahari.

Perintah Puasa di Dalam AlQur'an
Adapun perintah puasa di dalam AlQur'an terdapat di dalam Suroh Al-Baqoroh ayat 183

 يايها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون

"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana yang diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa".

Syarat Sah Puasa dan Syarat Wajib Puasa

Syarat ialah sesuatu yang harus dipenuhi oleh seseorang sebelum melaksanakan ibadah tertentu.

👉 Syarat Sah Puasa
Syarat sah puasa adalah sesuatu yang harus dipenuhi oleh seseorang agar ibadah puasa yang dikerjakan seseorang menjadi sah.
Syarat sah puasa ada empat perkara
🔸Islam : Setiap yang melaksanakan puasa hendaklah harus berada dalam keadaan Islam, jika dia murtad, walaupun hanya sesaat maka puasanya batal.
🔸Berakal : Setiap yang menjalankan ibadah puasa haruslah senantiasa dalam keadaan yang berakal, jika sebentar saja mengalami gila, maka puasanya menjadi batal.
🔸 Bersih dari haidh dan nifas : perempuan yang mengalami haidh dan nifas, jika berpuasa maka puasanya tidak sah.
🔸Berpuasa dihari-hari yang diperbolehkan untuk berpuasa.

👉 Syarat Wajib Puasa
Syarat wajib puasa adalah sesuatu yang harus dipenuhi sehingga wajib berpuasa
🔸Islam : Orang kafir tidak wajib berpuasa, sedangkan yang murtad wajib mengqodho puasanya jika kembali masuk Islam.
🔸Mukallaf : Baligh dan berakal. Anak kecil tidak wajib berpuasa, namun bagi walinya wajib menyuruh untuk berpuasa di usia tujuh tahun, dan memukulnya jika meninggalkan puasa di usia 10 tahun, padahal dia mampu untuk berpuasa.
🔸Mampu berpuasa : ditinjau dari dua aspek
Lahiriah : orang yang sudah sangat tua dan orang yang sakit, sehingga tidak ada harapan sembuh, maka tidak wajib bagi mereka untuk berpuasa.
Syariat : Bagi wanita haidh dan nifas tidak wajib berpuasa.
🔸Sehat : Bagi yang sakit tidak wajib berpuasa dengan ketentuan jika dia berpuasa maka penyakitnya bertambah dan bisa menyebabkan meninggal dunia, memperlambat kesembuhan atau bertambah sakit. Hal ini disebut dengan hal-hal yang memperbolehkan tayammum.
🔸Muqim : Bagi seorang musafir tidak diwajibkan berpuasa. Jauh perjalanan sekitar 82 km. 

Jangan biarkan Sya'ban berlalu dan Siapkanlah Ramadhan


Nabi Muhammad Saw bersabda 
شعبان بين رجب و شهر رمضان، يغفل الناس عنه
"Sya'ban merupakan bulan diantara Rojab dan Bulan Ramadhan, bulan yang banyak dilupakan manusia" 

Sudah seharusnya setiap muslim mengetahui bahwasanya di dalam bulan Sya'ban ini banyak keutamaan yang harus diraih. Keutamaan yang terdapat pada Bulan Sya'ban ini dibuktikan dengan ada peristiwa besar yang diturunkan Allah swt pada bulan Sya'ban ini. Peristiwa tersebut ialah:

Pertama, pada bulan Sya'ban Allah menurunkan ayat mengenai perintah untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw, sebagaimana yang tercantum di dalam Surat Al-Ahzab ayat 56
ان الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما 
"Sesungguhnya Allah, para Malaikat-Nya bersholawat kepada nabi, hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". 

Para ahli tafsir sepakat bahwasanya ayat ini turun pada bulan Sya'ban. Sholawat berasal dari kata sholat yang berarti doa. Di dalam ayat itu ada 3 sholawat, yaitu sholawat yang disampaikan Allah, sholawat yang disampaikan para Malaikat Allah dan perintah sholawat disampaikan oleh umat Nabi Muhammad Saw. 

Ibnu Katsir didalam tafsirnya mengatakan, Allah bersholawat berarti Allah sedang memuji Nabi, Malaikat bersholawat karena berdoa, sedangkan manusia bersholawat ialah untuk meraih keberkahan dari Nabi Muhammad Saw. 

Karena perintah sholawat itu turunnya di bulan Sya'ban maka sudah seharusnya di bulan Sya'ban ini seorang muslim memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad Saw sehingga bisa memperoleh keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat kelak. 

Kedua, Bulan Sya'ban merupakan saat diturunkannya perintah kewajiban berpuasa bagi umat Islam di bulan Ramadhan. Imam Nawawi di dalam Al-Majmu' Syarah Muhadzdzab menjelaskan bahwa Rasulullah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama 9 tahun selama hidupnya, di mulai dari tahun kedua hijriah setelah kewajiban berpuasa turun pada bulan Sya'ban. 
Turunnya perintah kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan pada bulan Sya'ban, yang mana bulan Ramadhan adalah bulan yang sungguh sangat mulia dan penuh keistimewaan, hal ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwasanya bulan Sya'ban memiliki kemuliaan yang seharusnya tidak dilupakan. Kemudian dengan diturunkannya perintah puasa wajib pada bulan Ramadhan di bulan Sya'ban, maka ambillah keutamaannya dengan memperbanyak berpuasa di bulan Sya'ban, selain agar amal ibadah kita diangkat ketika dalam keadaan berpuasa, juga sebagai latihan berpuasa sehingga ketika bulan Ramadhan tiba, kita sudah siap untuk berpuasa. 

Ketiga, Bulan Sya'ban juga menjadi sejarah dimulainya Ka'bah menjadi kiblat umat Islam yang sebelumnya Masjidil Aqsho, hal ini diterangkan di dalam Suroh Al-Baqoroh ayat 144 Allah Swt berfirman :

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَآءِ ۚ فَلَـنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰٮهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ ۗ 

"Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam". 

Di dalam kitab Tafsir Al Jami' li Ahkamil Qur'an karangan Imam Al Qurtubi mengatakan bahwa Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw kiblat dari Masjidil Aqsho ke Masjidil Harom pada malam selasa Bulan Sya'ban tepatnya malam Nisyfu Sya'ban. 

Ka'bah adalah simbol ketauhidan, maka manfaatkanlah moment bulan Sya'ban untuk memantapkan ketauhidan kita dengan semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah swt, sehingga kita mampu menjadi muslim yang sejati. 

Sembari kita mengambil keutamaan diujung-ujung bulan Sya'ban, maka jangan lupa juga untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan, setidaknya ada lima persiapan yang harus kita perhatikan, yaitu:

Pertama, Bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat, Allah Swt berfirman
يايها الذين آمنوا توبوا الى الله توبة نصوها
"Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kamu kepada Allah dengan taubatan nasuha"

Memasuki bulan suci seharusnya kita pun harus berada dalam keadaan yang suci. Sebagaimana piring yang kotor, sebelum dimasukkan rak piring tentulah harus dicuci yang hingga bersih barulah dimasukkan ke rak piring, begitu jugalah dengan diri kita, haruslah kita sucikan diri kita sebelum memasuki bulan yang suci.

Kedua, Jalin lagi silaturrahim dengan kaum kerabat
Jika hubungan dengan Allah sudab kita perbaiki, maka jangan lupa juga untuk memperbaiki hubungan dengan sesama, selain menambah umur yang panjang, menjalin kembali silaturrahim juga dapat menambah rezeki. Janganlah kita memasuki bulan Ramadhan ini dalam keadaan tidak bertegur sapa, terutama kepada kedua orangtua kita.

Ketiga, persiapkan bekal ilmu mengenai dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan
Sebagaimana kendaraan atau barang-barang elektronik lainnya yang memiliki panduan menjalankannya, maka begitu jugalah dalam menjalankan ibadah Ramadhan ini, hendaklah kita mengetahui apa-apa saja yang perlu kita ketahui seputar ibadah-ibadah di bulan Ramadhan ini, terutama mengenai ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Keempat, Siapkan diri agar senantiasa bersama AlQur'an
Sudah sama-sama kita ketahui bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya AlQur'an, maka sudah seharusnya di bulan ini AlQur'an harus bersama kita, AlQur'an harus menjadi sahabat kita, yang sudah dalam kategori baik membaca AlQur'an ayo khatamkan AlQur'an, bagi yang masih pas-pasan dalam membaca AlQur'an, kuatkan hati agar bisa membaca AlQur'an sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid AlQur'an.

Kelima, siapkan keuangan yang lebih untuk bersedekah
Mari lebihkan uang, lebihkan masakan, lebih kebutuhan sehari-hari kita, tapi bukan untuk kepentingan pribadi kita ataupun keluarga kita, namun dilebihkan segala-galanya untuk berbagi, untuk bersedekah, baik itu kepada anak yatim, fakir miskin dan kaum dhuafa.

Kewajiban bagi seorang Mukallaf


Kewajiban Seorang Mukallaf

Wajib berarti barangsiapa yang mengerjakannya maka memperoleh ganjaran pahala, dan apabila melanggarnya maka akan memperoleh ganjaran dosa.
Bagi seorang mukallaf ada kewajiban yang harus diketahuinya dan ditaati, agar tidak berdosa. Adapun kewajiban bagi seorang mukallaf ialah :
1. Wajib melaksanakan seluruh perkara yang diwajibkan Allah.
Apa-apa yang diwajibkan oleh agama untuk dikerjakan maka wajiblah untuk dikerjakan. Seperti wajibnya menjalankan apa yang tertuang di dalam rukun Islam dan rukun Iman. Jika sudah menerima agama Islam menjadi sebuah keyakinan dan merupakan agama yang benar, maka haruslah masuk secara kaffah, sebagaimana yang firman Allah di dalam AlQur'an Suroh Al-Baqoroh ayat 208
 يايها الذين آمنوا ادخلوا في السلم كافة، ولا تتبعوا خطوا الشيطان، انه لكم عدمبين
"Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara sempurna, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagi kamu"

2. Wajib melaksanakan seluruh perintah-Nya sesuai dengan apa yang diperintahkan dengan memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya.
Jika sudah sanggup menerimanya, maka sudah seharusnya dalam mengerjakan setiap perkara yang akan dikerjakan harus mengetahui apa saja rukun maupun syarat yang harus dipenuhi, sehingga apa yang dikerjakan tidaklah menjadi sia-sia. Jika menjalankan pesawat saja ada SOP, maka beribadah kepada Allah ada SOP yang harus dipenuhi.

3. Wajib memerintahkan orang yang ia lihat meninggalkan rukun-rukun dan syarat-syarat atau tidak mengerjakan sesuai dengan cara yang telah ditetapkan.
Di dalam Suroh Al-Ashr ayat 3 Allah berfirman
الاالذين امنوا وعمل الصلحت وتوا صوب الحق وتوا صوب الصبر
"Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih dan saling nasihat-menasihati dalam kebaikan dan kesabaran"

Maka sudah seharusnya seorang muslim saling nasihat-menasihati jika melihat saudaranya mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai dengan tuntunan agama, karena hal ini merupakan bahagian dari sebuah kewajiban bagi seorang yang mukallaf.

4. Wajib untuk memaksa orang lain melaksanakan sesuai dengan yang diperintahkan agama jika ia mampu, jika tidak mampu maka wajib baginya mengingkari hal tersebut, ini merupakan selemah-lemahnya iman.

Bagi yang menentang akan perihal yang diwajibkan oleh agama padahal sudah dinasihati dengan jalan yang baik, maka wajiblah bagi seorang muslim untuk memaksanya melaksanakan apa yang telah diperintahkan, itupun jika mampu, jika tidak maka cukup ingkari perbuatannya. Dalam hal amar ma'ruf ini Allah telah berfirman di dalam Surat Ali-Imran ayat 104
ولتكن منكم امة يدعون الى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر واولئك هم المفلحون
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung"

5. Wajib meninggalkan semua hal-hal yang diharamkan, melarang orang melakukannya dan mencegah dengan paksa jika ia mampu, dan jika tidak mampu wajib baginya mengingkari di dalam hati dan meninggalkan tempat maksiat tersebut.

Wajib bagi setiap yang mukallaf meninggalkan apa-apa saja yang telah diharamkan oleh agama. Maka jika ada yang mengerjakan yang haram atau yang telah dilarang oleh agama, wajiblah ia melarang perbuatan tersebut. Adapun urutan yang harus dilakukan ketika mencegah kemungkaran adalah sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw
من راء منكم منكرا فليغيره بيده. فان لم يستطع فبلسانه. فان لم يستطع فبقلبه وذالك اضعف الايمان
"Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka cegahlah dengan tangannya (perbuatan), jika tidak sanggup maka dengan lisannya, jika tidak sanggup maka ingkarilah dengan hatinya, ini adalah selemah-lemahnya iman".

Sabda Nabi Muhammad Saw juga senada dengan poin ke 4 dalam hal wajibnya memaksa orang lain untuk mengerjakan sesuatu yang telah diwajibkan dalam agama. 

Wallohu a'lamu bisshowab

Rujukan : Kajian Sullamut Taufiq hal. 45-46

3 Peristiwa Mulia di Bulan Sya'ban


Alhamdulillah hari ini kita telah berada di bulan Sya'ban tepatnya hari ni kita berada di Tanggal 08 Sya'ban 1441 H, itu artinya tidak lama lagi kita akan memasuki bulan yang penuh dengan maghfiroh, yaitu bulan Ramadhan. Semoga Allah memanjangkan umur kita sehingga kita bisa bertemu kembali di Bulan Ramadhan tahun ini.

Para pembaca yang dirahmati oleh Allah Swt
Menurut bahasa, sya'ban berasal dari kata syi'ab yang berarti jalan menuju puncak. Makna ini sesuai dengan posisi bulan Sya'ban yaitu sebelum bulan Ramadhan. Karena posisi bulan Sya'ban itu berada sebelum Bulan Ramadhan, maka Bulan Sya'ban bagi seorang muslim ada momen yang cocok untuk meraih puncak keistimewaan, momen yang cocok untuk mempersiapkan diri menyambut bulan yang paling mulia, yaitu bulan Ramadhan bulan yang penuh dengan ampunan.

Para pembaca yang dirahmati oleh Allah Swt
Di dalam buku yang berjudul "Hari-hari pilihan" terjemahan dari kitab "Fadhoil Al-Auqot" karangan Imam Baihaqi mengatakan bahwasanya Rasulullah Saw bersabda
"Bulan Sya'ban adalah bulan yang berada diantara bulan Rojab dan bulan Ramadhan, Orang-orang banyak yang melupakannya".

Jika di Bulan Rojab ada sebuah peristiwa besar yaitu Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad Saw yang selalu diingat manusia, di Bulan Ramadhan lebih hebat lagi, karena di bulan ini banyak keistimewaan didalamnya, namun tidak demikian dengan bulan Sya'ban, Orang-orang melupakan bulan ini bukan karena bulan ini tidak memiliki keistimewaan, tapi kebanyakan orang-orang tidak mau tahu dengan keistimewaan yang terkandung di dalam bulan Sya'ban. Salah satu keistimewaan di bulan Sya'ban ialah diangkatnya amal-amalan hambanya Allah. Kemudian kita kenal ada yang namanya puasa Nisyfu Sya'ban, sebagaimana Sabda Rasulullah Saw :
يطلع الله تبارك وتعلى الى خلقه في ليلة النصف من شعبان فيغفر لخميع خلقه الا لمشرك او مشاحن
"Allah Ta'ala memperlihatkan diri kepada Makhluk-Nya pada malam nisyfu sya'ban, lalu Dia mengampuni semua hamba-Nya, kecuali orang musyrik dan orang bengis". 

Para pembaca yang dirahmati oleh Allah Swt
Bisa jadi banyak orang-orang yang melupakan salah satu bulan yang mulia ini yaitu bulan Sya'ban. Namun ketahuilah sesungguhnya ada tiga peristiwa mulia yang diturunkan Allah pada bulan Sya'ban

Pertama, pada bulan Sya'ban Allah menurunkan ayat mengenai perintah untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw, sebagaimana yang tercantum di dalam Surat Al-Ahzab ayat 56
ان الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما 
"Sesungguhnya Allah, para Malaikat-Nya bersholawat kepada nabi, hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". 

Para ahli tafsir sepakat bahwasanya ayat ini turun pada bulan Sya'ban. Sholawat berasal dari kata sholat yang berarti doa. Di dalam ayat itu ada 3 sholawat, yaitu sholawat yang disampaikan Allah, sholawat yang disampaikan para Malaikat Allah dan perintah sholawat disampaikan oleh umat Nabi Muhammad Saw. 

Para pembaca yang dirahmati oleh Allah Swt 
Ibnu Katsir didalam tafsirnya mengatakan, Allah bersholawat berarti Allah sedang memuji Nabi, Malaikat bersholawat karena berdoa, sedangkan manusia bersholawat ialah untuk meraih keberkahan dari Nabi Muhammad Saw. 

Para pembaca yang dirahmati oleh Allah Swt 
Karena perintah sholawat itu turunnya di bulan Sya'ban maka sudah seharusnya di bulan Sya'ban ini seorang muslim memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad Saw sehingga bisa memperoleh keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat kelak. 

Kedua, Bulan Sya'ban merupakan saat diturunkannya perintah kewajiban berpuasa bagi umat Islam di bulan Ramadhan. Imam Nawawi di dalam Al-Majmu' Syarah Muhadzdzab menjelaskan bahwa Rasulullah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama 9 tahun selama hidupnya, di mulai dari tahun kedua hijriah setelah kewajiban berpuasa turun pada bulan Sya'ban. 
Turunnya perintah kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan pada bulan Sya'ban, yang mana bulan Ramadhan adalah bulan yang sungguh sangat mulia dan penuh keistimewaan, hal ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwasanya bulan Sya'ban juga memiliki kemuliaan yang seharusnya tidak dilupakan. 

Perintah kewajiban berpuasa di bulan Sya'ban juga seakan memberitahukan kepada kita untuk memperbanyak ibadah puasa sebagai persiapan diri untuk berpuasa di bulan Ramadhan yang merupakan sebuah kewajiban. 

Ketiga, Bulan Sya'ban juga menjadi sejarah dimulainya Ka'bah menjadi kiblat umat Islam yang sebelumnya Masjidil Aqsho, hal ini diterangkan di dalam Suroh Al-Baqoroh ayat 144 Allah Swt berfirman :

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَآءِ ۚ فَلَـنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰٮهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَـرَا مِ ۗ 

"Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam". 

Di dalam kitab Tafsir Al Jami' li Ahkamil Qur'an karangan Imam Al Qurtubi mengatakan bahwa Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw kiblat dari Masjidil Aqsho ke Masjidil Harom pada malam selasa Bulan Sya'ban tepatnya malam Nisyfu Sya'ban. 

Karena Ka'bah ada simbol ketauhidan umat Islam, maka sudah seharusnya di bulan Sya'ban ini setiap umat muslim meningkatkan keimanannya dengan ketauhidan yang mantap. Menjadi muslim yang sejati, menjadi muslim yang kaffah. 

Para pembaca yang dirahmati oleh Allah Swt 
Itulah tiga peristiwa mulia yang terjadi pada bulan Sya'ban, dengan adanya peristiwa-peristiwa mulia itu, maka sudah seharusnya kita sebagai umat Islam mengambil keberkahan dari kemuliaan bulan Sya'ban, jangan kita biarkan bulan Sya'ban berlalu tanpa memperbanyak ibadah terutama puasa, khususnya puasa Nisyfu Sya'ban.

والله اعلم باالصواب

Materi Khutbah di Masjid Mumfiqin Sipori-pori, 08 Sya'ban 1441/03 April 2020