Pertemuan kami seakan sudah ditakdirkan oleh Allah Swt. Lama sendirian membuat Diki terfikir untuk mencari seseorang yang berarti untuk dirinya. Dia merasa kesepian karena tidak ada tempat berbagi, sehingga Diki menjadikan jejaring media sosial sebagai media untuk mencari teman istimewa dalam kesendiriannya itu.
Diki memulai perjalanan cintanya dengan membuka facebook dan mencari universitas dan sekolah-sekolah yang bernuansa Islam, karena Diki mengharapkan seorang wanita yang terlihat muslimah di matanya. Setiap kali ada wanita yang menarik perhatiannya, Diki selalu mengirimkan pesan kepada wanita tersebut yang isi pesannya, "Hai, boleh kenalan, namaku Diki dan aku kuliah di IAIN fak. Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam".
Hingga waktu itu tiba, Diki mendapatkan pesan dari seorang wanita yang sama sekali belum di kenal dan tidak memiliki foto apa pun di dalam media sosial tersebut, namun getaran cinta itu memang sudah ada sehingga membuat Diki merespon dengan baik balasan pesan dari sang wanita yang bernama Nita. Mereka saling bertukar nomor handphone dan mereka pun semakin sering saling balas sms.
Pada suatu hari Diki mendapat berita kalau pamannya telah meninggal dunia di kampung halaman sehingga Diki dan keluarganya kembali ke kampung halaman dan inilah awal kebersamaan Diki dan Nita mengikat kata cinta hingga akhir hayat. Tepat di malam ketiga paman Diki meninggal dunia, setelah acara wirid di rumah pamannya, Diki pun menelepon Nita
"Assalamualaikum Nit, apa kabar?", Diki bertanya dengan rasa gugup.
"Waalaikumsalam Dik, alhamdulillah kabarku baik, kamu bagaimana"?, Nita menjawab pertanyaan Diki.
"Alhamdulillah aku juga baik, Nita lagi di mana ini, kok kedengarannya berisik?", Diki bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Aku lagi di jalan ini, mau pulang ke Tanjung Balai", Nita menjawab pertanyaan Diki.
Lama bercerita antara Diki dan Nita, akhirnya ada sebuah pertanyaan yang menjadi pembuka pintu cinta mereka
"Diki gak punya pacar ya"?, Nita bertanya kepada Diki
"Saat ini aku lagi sendiri, kalau Nita gimana"? Diki kembali bertanya kepada Nita
"Sama aku juga lagi sendiri, emang gak ada wanita yang Diki demenin"? Nita bertanya serius kepada Diki
"Sebenarnya ada sih, tapi aku belum berani mengungkapkannya, karena aku takut bakalan di tolak sama wanita yang kusukai". Diki menjelaskan sama Nita
"Loh kenapa harus takut, itu kan udah resiko, lagian kalau gak diungkapkan kita kan gak pernah tahu apakah dia juga suka sama kita atau tidak", Nita meyakinkan Diki untuk mengungkapkan isi hatinya
"Iya deh, Insya Allah besok aku akan mengungkapkan isi hatiku sama wanita itu", Diki meyakinkan dirinya dan Nita bahwasanya dia sungguh-sungguh.
Padahal wanita yang di maksud Diki adalah Nita, namun Diki masih belum berani mengungkapan isi hatinya pada malam itu.
Keesokan harinya Diki kembali menelepon Nita dan berharap Nita juga mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya
"Assalamualaikum Nit, apa kabar"?, Diki bertanya dengan rasa grogi
"Waalaikumsalam Diki, Alhamdulillah baik, Diki gimana"?, Nita kembali bertanya
"Alhamdulillah baik juga, oh iya, hari ini aku mau bilang sesuatu sama Nita, boleh gak"? Diki bertanya dengan penuh harapan akan diterima
"Boleh donk, emang Diki mau bilang apa?
"Ngomong-ngomong udah jadi belum perasaannya diungkapkan sama wanita itu"?
"Hari ini aku mau bilang sama wanita itu dan wanita itu adalah kamu, aku mau bilang kalau aku suka sama kamu", Diki mengungkapkan isi hatinya dengan rasa takut yang luar biasa
"Hhhmmm,,,, Diki serius suka sama aku"? Nita seakan tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya.
"Serius Nit, aku suka sama kamu", Diki kembali meyakinkan Nita dengan perasaannya.
"Tapi kita kan belum pernah berjumpa, kita belum saling mengenal satu sama lain", Nita masih belum percaya dengan semua yang telah didengarnya.
"Aku juga gak tahu, tapi hatiku yakin kalau aku suka sama kamu loh Nit", Diki terus meyakinkan Nita.
"Jujur, aku sebenarnya juga suka sama kamu semenjak kita mulai kenalan melalui facebook dan handphone, apalagi ketika aku melihat Diki berfoto sama abang Andi, itu yang membuat aku yakin Diki anak baik-baik", Nita juga mengungkapkan isi hatinya.
Andi adalah teman kuliah Diki, mereka adalah sahabat yang cukup dekat, mereka berdua selalu ada dalam suka dan duka.
"Jadi Nita mau menjadi seseorang yang berarti bersamaku"? Diki bertanya kembali dengan rasa penuh harap
"Iya Dik, aku mau menjadi seseorang yang berarti untuk kamu". Nita menjawab penuh dengan keyakinan.
"Oh iya, Nita kapan pulang ke Medan"? Diki bertanya kepada Nita
"Hari senin ini, emang kenapa Dik"? Nita menjawab dengan rasa penasaran
"Aku ingin bertemu dengan Nita, nanti aku biar jemput Nita di stasiun KA, bolehkan"? Diki menjelaskan
"Oh gitu, boleh donk Dik, lagian biar kita saling mengenal dan tidak ada rasa penyesalan di kemudian hari". Nita berharap tidak ada rasa penyesalan setelah itu
Akhirnya Diki dan Nita bertemu di stasiun KA Medan, mereka pun saling menyayangi dan mencintai dan mereka pun meyakinkan hati untuk serius menjalani hubungan itu.
Setelah dua tahun lima bulan akhirnya mereka menuju ke pelaminan dan mereka mengikrarkan janji suci di depan para saksi.
0 komentar:
Posting Komentar