Cara Bersyukur Kepada Allah Swt

Ada sebuah sifat yang mulia, sifat tersebut mudah untuk diucapkan namun sulit untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sifat tersebut ialah pandai bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt. Sebelum melangkah lebih jauh membahas mengenai cara bersyukur kepada Allah Swt maka harus mengetahui pengertian syukur itu sendiri terlebih dahulu.

Syukur berasal dari Bahasa Arab yaitu berasal dari kata syakara-yaskuru-syukran yang berarti berterima kasih kepadaNya. Sedangkan menurut istilah syukur ialah ucapan terima kasih atas semua kenikmatan yang diperoleh kepada sang pemberi nikmat yaitu Allah Swt.

Raghib Isfahani, dalam buku agungnya yang dikenal dengan nama al-Mufradat mengatakan syukur berarti sebuah kondisi batin yang selalu mengingat Allah dan memberikan perhatian kepada berbagai nikmat Ilahi dengan memahami sumber datangnya nikmat itu dan bagaimana menggunakannya.Sedangkan Imam an-Nawawi mengatakan esensi syukur adalah pengakuan atas keni'matan yang diberikan oleh Sang Maha Pemurah disertai sikap mengagungkanNya

Manusia yang bersyukur kepada Allah Swt akan secara otomatis semakin tunduk dan patuh kepada semua yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala yang telah dilarang oleh Allah Swt. Mengapa sikap manusia tersebut harus seperti itu? Hal itu disebabkan karena orang yang bersyukur itu mengetahui dari mana sumber rezeki itu datang, misalnya ada seseorang yang mau menolong seseorang baik dari segi materi maupun non-materi, maka secara otomotis orang tersebut akan bersikap lemah lembut dan baik terhadap orang yang mau menolong tersebut, hal itu akan terjadi secara otomatis. Namun jika bertolak belakang dari yang seharusnya itulah yang dikatakan dengan orang-orang yang kufur terhadap nikmat Allah


Jika berbicara tentang bersyukur maka sangat erat kaitannya dengan nikmat yang diberikan oleh Allah. Maka dari itu ada beberapa nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt, diantaranya adalah:

Pertama, Nikmat Fitrah yaitu nikmat yang seharusnya ada bagi manusia, seperti mata, telinga, dan penglihatan, sebagaimana yang telah dikatakan Allah di dalam al-Qur'an Surat an-Nahl ayat 78



Kedua, Nikmat Alamah yaitu nikmat diberikan Allah berupa langit dan bumi. Melalui bumi Allah membentang tanah yang begitu luas sehingga manusia dapat mengambil manfaat dari tanah tersebut dengan menanam berbagai macam tumbuhan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, melalui langit Allah menurunkan hujan agar apa yang ditanam dapat membuahkan hasil, hal ini telah dijelaskan oleh Allah di dalam firmanNya Surat az-Zukhruf ayat 9-13










"Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka:’’siapakah yang menciptakan langit dan bumi?’’,niscaya mereka kan menjawab :’’semuanya di ciptakan oleh yang maha perkasa lagi maha mengetahui’’.
yang menjadikan bumi untuk kami sebagai tempat menetap dan dia membuat jalan-jalan diatas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk
Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang di perlukan)lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati,seperti itulah kamu akan di keluarkan (dari dalam kubur).
Dan yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk di atas punggungnya kamudian kamu ingat ni’mat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: “Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya". (Q.S. Az-Zukhruf: 9-13)


Ketiga, Nikmat Ikhtiariyah yaitu nikmat diberikanNya kemampuan untuk melakukan usaha agar mampu memenuhi segala kebutuhan, baik materi maupun non-materi. Allah telah menegaskan di dalam firmanNya mengenai keharusan manusia berikhtiar jika ingin menjadi lebih baik, sebagaimana firman Allah di dalam Surat ar-Ra'du ayat 11


"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia".

begitu juga yang diungkapkan di dalam Surat al-Jumuah ayat 10



"Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebarlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia allah dan ingatlah allah banyak-banyak supaya kamu beruntung"


Keempat, Nikmat Diniyah yaitu nikmat keimanan yang telah diperoleh tanpa harus mencari-cari mana agama yang benar disisi Allah. Masih banyak manusia yang mencari mana agama yang benar-benar membawa kebenaran, sedangkan kita sudah berada di dalam agama yang benar. Jika manusia sudah menemukan agama yang benar maka manusia tersebut akan dituntun menuju kebenaran, karena tidak mungkin agama akan membawa kepada kesesatan, agama tersebut adalah Islam. Agama Islam adalah agama penyempurna, sehingga agama Islam adalah agama yang diridhoi oleh Allah Swt, sebagaimana yang telah dikatakan Allah di dalam Surat ali-Imran ayat 19



"Sesungguhnya agama yang diridhoi disisi Allah adalah Islam"

Dengan datangnya agama Islam sebagai agama penyempurna telah sempurnalah nikmat agama yang diberikan oleh Allah Swt kepada umat manusia, hal ini juga telah dijelaskan di dalam al-Qur'an Surat al-Maidah ayat 3 yang artinya "Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu dan Aku sempurnakan atasmu nikmat-Ku dan Aku rela Islam sebagai agamamu"

Kelima, Nikmat Ukhrowiyah adalah nikmat yang akan diperoleh manusia ketika nanti tiba waktunya, yaitu hari akhirat. Semua manusia akan memetik hasil dari perbuatannya di dunia ini, tentu jika amal perbuatannya baik maka akan memetik hasil yang baik dan jika amal perbuatannya buruk, azab Allah sangatlah pedih. Orientasi seorang muslim dalam menjalani dunia ini haruslah kepada akhirat, sebagaimana yang telah diterangkan di dalam Surat al-An'am ayat 32



Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

Itulah beberapa nikmat-nikmat dari Allah yang dapat kita nikmati saat ini dan waktu yang akan datang. Seharusnya manusia selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diperoleh dan jangan pernah menghitung-hitung nikmat Allah, karena tidak ada seorang manusia pun yang akan mampu menghitung nikmat yang telah diberikan Allah, bahkan Allah telah menjelaskannya di dalam Surat an-Nahl ayat 18



"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".


Berdasarkan ayat di atas, maka janganlah menghitung-hitung nikmat Allah cukuplah kita mensyukurinya saja, sebelum nikmat yang ada pergi meninggalkan kita, karena kita menyadari nikmat Allah itu begitu sangat besar ketika nikmat itu pergi meninggalkan kita. Kita baru menyadari betapa nikmatnya memiliki orangtua ketika mereka pergi meninggalkan kita, kita menyadari nikmatnya memiliki harta ketika harta tersebut habis tanpa terkira, kita menyadari nikmatnya memiliki jabatan setelah jabatan tersebut digantikan oleh orang lain, dan lain sebagainya.

Maka dari itu, ketika nikmat tersebut masih ada dalam kehidupan kita, hendaklah mensyukurinya dengan tiga cara, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh al-Ghazali

Pertama, Bersyukur dengan lisan
Hendaklah ketika nikmat telah menghampiri kita, baik itu banyak atau sedikit, kalimat pertama yang terucap dari lisan kita adalah kalimat "ALHAMDULILLAH", sebagaimana yang diungkapkan di dalam alQur'an Surat adh-Dhuha ayat 11





"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan"

Jangan kita katakan terima kasih terhadap manusia yang lain sebelum kepada Allah, karena manusia hanyalah perantara. Nikmat yang diberikan Allah, baik itu banyak maupun sedikit tetaplah harus disyukuri, jangan ketika nikmat banyak kita terus-terusan bersyukur dan ketika nikmat itu sedikit atau tidak sesuai harapan kita melupakan kewajiban kita untuk bersyukur, bahkan kita malah mengupat kepada Allah, nauzibillah.


Kedua, Bersyukur dengan hati

Bersyukur dengan hati ialah berusaha semaksimal mungkin agar tidak mengotori hati dari penyakit hati, karena orang yang bersyukur secara otomatis akan terhindar dari penyakit hati serta selalu siap dan tegar menerima segala ketetapan yang diberikan oleh Allah kepada dirinya.


Ketiga, Bersyukur dengan amal perbuatan

Bersyukur dengan amal perbuatan artinya rasa syukur kita tersebut di aplikasikan dalam tindakan nyata, yaitu dengan menggunakan anggota tubuh, seperti bersyukur dengan tangan dengan cara semakin rajin bersedekah, bersyukur dengan kaki dengan cara semakin rajin shalat berjamaah ke masjid dan mengikuti majelis ta'lim, bersyukur dengan mulut dengan cara semakin rajin membaca alqur'an dan yang lain-lain


Ingatlah, sesungguhnya bersyukur tidak akan membawa kerugian bagi, bahkan sebaliknya syukur itu akan membawa keuntungan bagi kita, Allah berfirman di dalam Surat Ibrahim ayat 7



Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".







0 komentar: