Puji dan syukur kehadirat Allah Swt atas semua nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Sudah menjadi kewajiban bagi manusia untuk senantiasa mensyukuri semua nikmat yang telah dikaruniakan dan tidak seharusnya manusia untuk menghitung-hitung nikmat Allah karena tidak ada seorang pun manusia yang mampu untuk menghitung nikmat yang telah diberikan Allah, sebagaimana firman Allah di dalam al-Qur'an Suroh an-Nahl ayat 18
وان تعدوا نعمة الله لا تحصها
"Dan janganlah sekali-kali nikmat Allah, sesungguhnya kalian tidak akan mampu untuk menghitungnya"
وان تعدوا نعمة الله لا تحصها
"Dan janganlah sekali-kali nikmat Allah, sesungguhnya kalian tidak akan mampu untuk menghitungnya"
Ayat ini seharusnya menjadi perhatian bersama bahwasanya selalulah bersyukur dan jangan pernah kufur, karena semua yang diperoleh di dunia ini adalah nikmat dari Allah Swt.
Sholawat berangkaikan salam kepada Nabi besar Muhammad Saw yang telah menyampaikan risalahnya kepada ummatnya sehingga Islam dapat menjadi agama yang besar sekaligus agama yang diridhoi oleh Allah Swt. Jika berbicara mengenai shalawat maka cukup banyak kemuliaan yang diperoleh orang-orang yang bershalawat. Adapun keutamaan yang dapat diperoleh orang-orang yang bershalawat diantaranya adalah:
Pertama, Orang yang paling dekat dengan Nabi Muhammad Saw
Di dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi "Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku" (HR. Tirmidzi)
Pertama, Orang yang paling dekat dengan Nabi Muhammad Saw
Di dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi "Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku" (HR. Tirmidzi)
Kedua, orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw maka akan mendapatkan 10 shalawat dari Allah Swt dan mendapatkan 10 kebaikan (HR. Tirmidzi)
Cukuplah dua hadits di atas bagi manusia untuk memotivasi diri agar selalu bershalawat kepada Nabi besar Muhammad Saw, semoga shalawat yang dipanjatkan akan menjadi syafaat di yaumil akhir kelak.
Hari ini umat Islam memperingati Maulid atau hari kelahiran Nabi Muhammad Saw tepatnya tanggal 12 Rabiul Awwal atau 26 April 570 Masehi dan tahun kelahiran Nabi Muhammad dikenal dengan tahun gajah. Disebut dengan tahun gajah karena pada saat Nabi Muhammad lahir ke dunia ini Raja Abrahah mengutus pasukan gajah untuk menghancurkan Ka'bah, namun pasukan gajah dihancurkan oleh burung ababil yang melemparkan batu api yang terbuat dari tanah.
Nabi Muhammad Saw adalah sesosok manusia yang memang ditempa untuk menjadi manusia yang kuat baik lahir maupun bathin, hal ini dapat dilihat ketika beliau masih berusia 7 bulan di dalam kandungan beliau telah menjadi yatim dan ketika berusia 6 tahun sudah menjadi piatu. Usia yang memang sedang membutuhkan figur ayah dan ibu. Keadaan inilah yang membuat beliau sangat menyayangi anak yatim, bahkan di dalam hadits Nabi Muhammad Saw bersabda:
"Nanti di surga aku dan orang yang menyayangi anak yatim seperti ini, sambil beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya" (HR. Bukhori)
"Nanti di surga aku dan orang yang menyayangi anak yatim seperti ini, sambil beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya" (HR. Bukhori)
Islam juga melalui firman Allah telah mengatakan melalui surat al-Maun ayat 1-2
اريت الذي يكذب بالدين، فذلك الذي يدع اليتيم
"Inilah orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang-orang yang menghardik anak yatim"
اريت الذي يكذب بالدين، فذلك الذي يدع اليتيم
"Inilah orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang-orang yang menghardik anak yatim"
Di dalam alQur'an juga telah dijelaskan bahwasanya menzholimi anak yatim balasannya adalah neraka, hal ini dijelaskan di dalam surat an-Nisa ayat 10
ان الذين يأكلوان امول اليتمى ظلما انم يأكلون في بطونهم نارا، ويصلون سعيرا
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zholim, sebenarnya mereka menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyala
ان الذين يأكلوان امول اليتمى ظلما انم يأكلون في بطونهم نارا، ويصلون سعيرا
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zholim, sebenarnya mereka menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyala
Jika berbicara tentang maulid atau kelahiran Nabi Muhammad Saw maka pada hakikatnya beliau dilahirkan untuk memperbaiki akhlak manusia. Sama-sama kita ketahui bahwasanya ketika Nabi Muhammad dilahirkan kondisi masyarakat sangatlah buruk sehingga disebutlah dengan masa jahiliyah atau kebodohan.
Dikatakan masa jahiliyah karena masyarakat pada saat itu tidak lagi menghiraukan perintah agama, akan tetapi kemaksiatan sudah menjadi tradisi. Pada masa jahiliyah syirik sudah menjadi hal biasa, pembunuhan sudah menjadi kebiasaan, membunuh bayi perempuan yang baru dilahirkan karena dianggap membawa sial, suka mengundi nasib dengan anak panah dan sebagainya.
Karena kebodohan pada masa itulah maka diutuslah Nabi Muhammad Saw yang menjadi tugas utamanya ialah memperbaiki akhlak manusia. Hal ini telah dijelaskan di dalam sebuah hadits
انم بعثت لاتمم مكارم الاخلق
Sesungguhnya aku diutus tujuannya ialah untuk menciptakan akhlak yang mulia
انم بعثت لاتمم مكارم الاخلق
Sesungguhnya aku diutus tujuannya ialah untuk menciptakan akhlak yang mulia
Dipilihnya Nabi Muhammad juga bukan tanpa alasan, diutusnya beliau karena beliaulah yang pantas karena di dalam diri Nabi Muhammad Saw terdapat akhlak yang agung, tidaklah mungkin Allah mengutus seseorang yang tidak berakhlak mulia untuk memperbaiki akhlak yang buruk. Hal ini telah dijelaskan di dalam alQur'an
وانك لاعلى خلق عظيم
Sesungguhnya di dalam diri Nabi Muhammad terdapat akhlak yang agung
وانك لاعلى خلق عظيم
Sesungguhnya di dalam diri Nabi Muhammad terdapat akhlak yang agung
Diperingatinya Maulid Nabi Muhammad Saw pada hakikatnya adalah untuk mengenang perjuangan beliau memperjuangkan agama Allah dan menjadi motivasi bagi setiap insan agar semakin semangat untuk menjalankan dan mempertahankan Islam khususnya di dalam diri sendiri. Maka dari itu manusia harus menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai panutan, karena beliau adalah sebaik-baik suri tauladan, sebagaimana yang difirmankan Allah di dalam Suroh al-Ahzaab ayat 21
لقد كان لكم في رسول الله اسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الاخر وذكرالله كثيرا
"Sesungguhnya di dalam (diri) Rasulullah itu ada suri tauladan yang baik bagi kamu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah"
لقد كان لكم في رسول الله اسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الاخر وذكرالله كثيرا
"Sesungguhnya di dalam (diri) Rasulullah itu ada suri tauladan yang baik bagi kamu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah"
Di dalam tafsir Ibnu Katsir dikatakan bahwasanya ayat ini dasar yang paling utama dalam perintah meneladani Rasulullah SAW baik dalam perkataan, perbuatan, dan keadaan beliau. Selain dari pada ayat ini merupakan rumus Ilahi yang akurat bagi siapa saja yang mengharapkan rahmat dan pertemuan dengan Rabbnya, selamat dari siksaanNya dan mendapat kesenangan surga yang abadi, caranya hanya meneladani Rasulullah Saw
Di zaman sekarang ini yang kita kenal dengan era globalisasi ada hal yang sudah sangat langka, apa itu? Yaitu kejujuran. Seharusnya setiap manusia sadar khususnya bagi seorang muslim bahwasanya agama ini tidak akan ada hingga hari ini jika tidak ada kejujuran Nabi Muhammad Saw, Islam bisa menyebar ke seluruh penjuru dunia karena kejujuran. Terbayang tidak, jika seorang Nabi tidak memiliki sifat jujur, tentu agama ini tidak akan ada.
Sejak kecil Nabi Muhammad Saw sudah terkenal akan kejujurannya, hingga pada suatu hari ketika Ka'bah ingin diperluas terjadi perdebatan siapa yang paling berhak untuk mengangkat hajarul aswad, sehingga hampir terjadi pertumpahan darah, akhirnya diambil sebuah kesimpulan, para ketua-ketua suku sepakat, siapa besok yang pertama kali datang ke Ka'bah maka siapapun yang dipilihnya untuk mengangkat hajar aswad akan diterima.
Keesokan hari ternyata Nabi Muhammad Saw yang lebih dahulu datang, para ketua-ketua suku senang karena yang datang adalah orang-orang yang jujur, andai yang datang bukan beliau bisa jadi akan terjadi pertumpahan darah.
Akhirnya karena kejujuran dan kecerdasannya, beliau mengambil serbannya dan meletakkan hajar aswad di atas serban tersebut dan batu tersebut diangkat bersama-sama.
Kejujuran beliau juga dapat dibuktikan ketika Khadijah ra. mendengar cerita Maisaroh mengenai kejujuran beliau dalam hal berdagang, sehingga Khadijah ra. dengan sukarela menyerahkan dagangannya kepada beliau agar dagangannya dibawa Nabi Muhammad untuk diperdagangkan. Tidaklah mungkin seseorang berani menyerahkan dagangan yang besar kepada orang yang belum dikenal jika tidak percaya akan kejujurannya.
Selain terkenal akan kejujuran, Nabi Muhammad Saw juga adalah sesosok manusia yang sangat penyabar, di dalam hadits yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim, suatu ketika Rasulullah Saw dan Aisyah ra sedang jalan bersama, kebetulan mereka berpapasan dengan seorang Arab Badui yang kemudian menarikan kain najran yang pinggiran keras dari tubuh Rasulullah sehingga Aisyah ra melihat terdapat bekas dileher beliau karena tarikan tersebut, lalu Arab Badui itu mengatakan,"berikanlah harta kamu miliki dari harta Allah", dengan tersenyum beliau pun mengabulkan
Subhanallah, sungguh luar biasa kesabaran beliau, mungkin jika hal itu terjadi kepada diri kita maka kita tidak akan sabar.
Subhanallah, sungguh luar biasa kesabaran beliau, mungkin jika hal itu terjadi kepada diri kita maka kita tidak akan sabar.
Ketinggian akhlak beliau yang pada saat ini telah hilang dari diri umat Islam ialah kedermawanan. Nabi Muhammad sesosok manusia yang amat sangat dermawan, di dalam sebuah hadist dikatakan, "Tidaklah pernah beliau diminta sesuatu (harta) mengatakan tidak". (Muttafaq Alaih)
Ummu Salamah, istri Rasulullah saw bercerita: Suatu hari Rasulullah saw masuk ke rumahku dengan muka pucat. Aku khawatir beliau sedang sakit. “Ya Rasulullah, mengapa wajahmu pucat begini?” tanyaku.Rasulullah menjawab,”Aku pucat begini bukan karena sakit, melainkan karena aku ingat uang tujuhdinar yang kita dapat kemarin sampai sore ini masihberada di bawah kasur dan kita belum menginfakkannya.” (HR Al-Haitsami dan hadistnya sahih).
Itulah beberapa akhlak mulia yang dimiliki Rasulullah Saw, walaupun sesungguhnya masih cukup banyak kisah-kisah ketinggian akhlak beliau, namun tiga akhlak beliau ini sudah cukup mewakili untuk diri kita agar terus memperbaiki akhlak setiap diri
0 komentar:
Posting Komentar