Kufur merupakan salah satu sifat yang berkaitan dengan keimanan. Kufur dapat diartikan ingkar atau penyangkalan. Kufur merupakan sifatnya, sedangkan orang yang melakukan kekufuran disebut dengan kafir, apabila secara sadar melakukannya.
Kufur itu bisa kepada Allah dan juga atas nikmat-nikmat yang telah diberikan Allah. Mereka yang kufur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah disebutlah ia kufur nikmat. Banyak nikmat yang telah diberikan oleh Allah Kepada kita, bahkan nikmat-nikmat tersebut tidak terhitung banyaknya, hal ini telah dijelaskan Allah di dalam Surat Ibrahim ayat 34
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاِ نْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya".
Saat ini, nikmat yang sering disalah gunakan oleh manusia ialah
1. Kekayaan
Tidak sedikit manusia khususnya seorang muslim yang diberikan Allah nikmat dalam bentuk kekayaan, akan tetapi tidak sedikit juga diantara mereka yang telah dititipkan kekayaan tidak pandai mensyukuri nikmat kekayaan telah diberikan Allah. Wujud syukur orang-orang yang pandai bersyukur ialah memanfaatkan kekayaannya dalam rangka bertaqorrub kepada Allah. Hal itu bisa diwujudkan dengan bersedekah, berinfaq dan mewaqafkan sebagian hartanya untuk kemaslahatan ummat.
Namun sayang saat ini, tidak sedikit manusia yang diberikan kekayaan oleh Allah membuat mereka semakin jauh dari Allah, mereka menghamburkan kekayaannya dengan bermaksiat kepada Allah, seperti berjudi, mabuk-mabukkan, memakai narkoba, berzina dan lain sebagainya. Manusia seperti inilah yang termasuk ke dalam orang-orang yang kufur atas nikmat Allah. Maka barangsiapa yang tergolong kepada kekufuran, bersiaplah kehancuran akan menimpa dirinya, baik itu kehancuran di dunia maupun di akhirat.
2. Kepintaran
Salah satu kenikmatan yang diberikan oleh Allah ialah memiliki kepintaran akan ilmu, khususnya ilmu agama. Bagi seorang muslim yang berilmu, agar ilmunya bermanfaat hendaklah dia mengajarkannya kepada yang lain. Tentu jika ilmunya tersebut diajarkan kepada orang lain maka manfaat bagi dirinya, yaitu pahala yang tidak terputus walaupun dirinya telah tiada disebabkan ilmu yang telah diajarkannya dan mendatangkan manfaat bagi yang diajarkannya. Hal ini telah dijelaskan Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya
اذا مات ابن ادم انقطع عمله الا من ثلاث صدقة جارية او علم ينتفع به او ولد صالح يدعو له
"Apabila meninggal anak Adam maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh" (HR. Muslim)
Namun sayangnya, masih ada orang yang kufur atas nikmat kepintaran yang diberikan oleh Allah kepadanya, hal ini dapat diketahui ketika dia tidak mau berbagi ilmu atau kepandaian yang dia miliki kepada orang lain terutama ilmu yang mendatangkan kemaslahatan. Maka bagi orang-orang yang seperti ini, Nabi Muhammad Saw telah mengecamnya melalui sabdanya
"Barangsiapa yang bertanya tentang ilmu yang diketahuinya, kemudian dia menyimpannya, maka ia akan dikekang dengan kekangan dari api di hari kiamat nanti" (HR. Tirmidzi).
Di dalam Kitab Tuhfatul Ahwadzi yang merupakan syarah dari Kitab Sunan At-Tirmidzi mengatakan bahwa yang dikekang dengan api adalah mulutnya, karena tidak mau menjawab dari sebuah pertanyaan yang dia ketahui jawabannya.
3. Kecantikan dan Ketampanan
Nikmat berikutnya yang sering membuat manusia menjadi ingkar ialah nikmat kecantikan dan ketampanan. Mereka yang dibekali Allah nikmat paras yang indah seharusnya dijadikan sesuatu yang menyejukkan pandangan suami atau istrinya. Bukan sebaliknya, paras indah yang diberikan digunakan untuk menarik perhatian dari orang lain. Kita lihat saat ini, tidak sedikit wanita dan pria yang menarik perhatian lawan jenisnya melalui aplikasi-aplikasi seperti tiktok, youtube, facebook, instagram dan lain-lain. Padahal segala keindahan paras yang dia miliki seharusnya hanya suami atau istrinya saja yang boleh menikmatinya, bukan khalayak ramai.
Kita tidak menyadari, nanti ada masa dimana mulut dan lidah kita akan terkunci, yang bisa berbicara adalah anggota tubuh yang lain. Mata akan berbicara, apakah selama di dunia lebih banyak melihat yang baik atau melihat maksiat, tangan akan berbicara lebih banyak bersedekah atau bermaksiat, kaki akan berbicara, lebih banyak melangkah kaki ke tempat yang baik atau ke tempat maksiat, perut kita akan berbicara, lebih banyak masuk makanan yang hala atau yang haram.
Dari ketiga kekufuran di atas, maka solusi yang dapat mengatasinya hanyalah satu, yaitu timbulkan rasa syukur yang dibalut dengan keimanan yang kokoh kepada Allah Swt. Jika rasa syukur dan keimanan yang kokoh telah terpatri di dalam diri kita, maka sekaya apapun kita, sepintar apapun kita, dan setampan dan secantik apapun kita, yakinlah akan timbul di dalam hati bahwa semuanya adalah titipan yang sewaktu-waktu bisa dicabut oleh Allah.
0 komentar:
Posting Komentar