Keimanan itu terdiri atas lima tingkatan, yaitu :
Pertama, Iman Taqlid yaitu yakin akan ucapan orang lain tanpa mengetahui akan dalil dari ucapan itu. Mereka hanya mengikut karena yakin atas apa yang telah disampaikan tanpa mengetahui dalilnya. Keimanan yang seperti ini dihukumi sah keimanannya, namun ia berdosa karena tidak mencari tahu akan dalilnya padahal ia mampu.
Kedua, iman 'ilmi yaitu orang yang mengetahui mengenai akidah-akidah beserta dengan dalil-dalilnya melalui pengetahuan dengan proses belajar atau menuntut ilmu.
Keimanan untuk tingkatan pertama dan kedua merupakan tingkatan keimanan yang dihukumi sah, namun masih terhalang jauh dari dzat Allah, karena keimanan tingkatan pertama dan kedua masih belum stabil, masih hanya sekedar mengikut dan sebatas teori, belum sampai kepada hal yang mampu untuk merenungi dengan hatinya atas kekuasaan dan kebesaran Allah Swt. Jiwa orang-orang yang berada pada keimanan tingkatan pertama dan kedua belum kuat, sehingga masih belum sanggup untuk melawan godaan syaitan dan hawa nafsunya serta masih mampu mengerjakan akan hal yang dilarang oleh Allah dalam keadaan yang sadar.
Ketiga, iman 'iyaan atau' ainul yaqin yaitu orang yang telah mengenal Allah setelah merenungi pengetahuan yang telah diperoleh mengenai Allah dengan hatinya. Dia menyadari adanya Allah tidak lagi berdasarkan fikirannya, akan tetapi dia sadar Allah itu ada berdasarkan segala ciptaan Allah yang ada di alam semesta ini. Karena keimana ini juga maka ia selalu yakin dirinya diawasi oleh Allah, karena hatinya telah yakin Allah itu ada berdasarkan pengetahuan yang telah ia renungkan dihatinya.
Keempat, iman haq atau haqqul yaqin yaitu orang yang telah mengenal Allah melalui mata hatinya. Apabila keimanan ini telah hadir dalam diri seseorang, maka apapun yang dia lihat maka dia akan merasa Allah itu ada. Dia hanya tahu bahwa Allah segala-galanya, kebahagiaan dan kesedihan di dunia tidak akan mempengaruhi dirinya, karena baginya yang penting hanyalah Allah dan kehidupan yang akan datang yaitu akhirat.
Kelima, iman hakikat yaitu puncak dari keimanan. Keimanan hakikat merupakan keimanan yang melibatkan seluruh jiwa dan raganya hanya karena Allah semata.
Tingkatan keimanan yang wajib dicapai oleh seseorang adalah keimanan tingkatan taqlid dan 'ilmi, sedangkan untuk tingkatan iman 'iyan, haq dan hakikat merupakan tingkatan keimanan yang dikhususkan Allah kepada para hamba-Nya yang dikehendaki-Nya.
والله اعلم بالصواب
Rujukan :
Kitab Mirqatus Su'ud, Karangan Syaikh An-Nawawi Al-Banteni, hal 16-17.
28 Rajab 1442 H / 12 Maret 2021 M
0 komentar:
Posting Komentar