Allah Swt berfirman
يايها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa"
Berdasarkan ayat di atas, ada tiga makna yang terkandung didalamnya yang harus diketahui oleh seorang muslim. Adapun makna yang terkandung itu diantaranya adalah
Pertama, Allah hanya memanggil orang-orang yang beriman
Ayat ini diawali dengan kalimat
يايها الذين آمنوا
"Hai orang-orang yang beriman"
Berdasarkan arti yang terdapat di atas maka Allah hanya memanggil orang-orang yang beriman saja untuk melaksanakan ibadah puasa. Mengapa Allah tidak mengatakan 'Yaa Ayyuhannas yang artinya "Hai manusia" atau panggilan lain? Allah hanya memanggil orang yang beriman karena hanya orang-orang yang berimanlah yang mampu menjalankan ibadah puasa, mengapa demikian? Karena iman itu artinya percaya. Jika orang yang beriman menjalankan ibadah puasa, maka sesungguhnya ia percaya atas semua yang diperintahkan Allah, ia percaya Allah itu Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha segala-galanya. Jika ia beriman, walaupun makanan dan minuman itu halal, namun diharamkan untuk memakannya jika dalam keadaan puasa wajib, maka ia tidak akan memakan dan meminumnya, walaupun jika ia mampu untuk memakan dan meminumnya, tanpa diketahui oleh orang lain, namun ia tidak akan makan dan minum karena ia percaya Allah itu Maha Mengetahui dan Maha Melihat.
Inilah mengapa, Allah hanya memanggil orang yang beriman, bukan memanggil kepada yang lain. Harus juga kita sadari, lawan kata dari iman adalah kufur. Maka jika ada orang islam yang tidak berpuasa di Bulan Ramadhan, maka sesungguhnya tidak ada iman di dalam dirinya, dan dia termasuk golongan orang yang kufur akan Allah swt.
Kedua, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu
Sesungguhnya puasa itu bukan hanya diwajibkan atas umat Nabi Muhammad saja, umat-umat terdahulu juga telah diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa, walaupun dengan ketentuan berbeda. Mengapa Allah memberikan perbandingan ini?
Pertama, syariat puasa ini telah ada sebagaimana yang telah diamalkan oleh orang-orang sebelum umat Nabi Muhammad, bukan hanya umat Nabi Muhammad saja yang menjalankan ibadah ini, maka tidak ada alasan untuk mengeluh sehingga menolak untuk menjalankan kewajiban ini.
Kedua, Allah ingin memberitahukan kepada umat Nabi Muhammad bahwasanya puasa yang kita jalankan itu lebih ringan dibandingkan dengan orang-orang sebelum kita, jika kita puasa hanya menahan haus, lapar dan hanya menahan indera kita dari hal-hal yang tidak bermanfaat, maka sungguhlah beda dengan puasa orang-orang sebelum kita, selain puasa akan makan dan minum, mereka juga berpuasa untuk tidak berbicara, walaupun itu kata-kata yang baik. Hal ini dijelaskan di dalam Suroh Maryam ayat 26
اني نذرت للرحمن صوما فلن اكلم اليوم انسيا
"Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini"
Jika puasa orang-orang sebelum kita begitu beratnya, baik dari segi waktu maupun tata cara berpuasa, maka tidak ada alasan bagi umat Nabi Muhammad mengatakan puasa Ramadhan itu berat, karena puasa orang-orang sebelum kita itu lebih berat dibandingkan puasa yang kita jalankan.
Ketiga, agar kamu bertaqwa
Seseorang yang benar-benar menjalankan ibadah puasa dan hanya karena Allah, maka sesungguhnya dia akan memperoleh gelar taqwa. Lalu apa yang dimaksud dengan taqwa. Taqwa adalah
الخوف من الجليل
"Hanya takut kepada Allah"
Mereka yang berpuasa sesungguhnya dia akan menjadikan dirinya takut kepada Allah, takut dalam hal mengerjakan apa-apa yang dilarang oleh Allah. Melalui ibadah puasa dirinya telah dibimbing kepada keimanan yang kuat, sehingga rasa takut itu akan selalu melekat didalam dirinya, karena dia percaya Allah selalu mengawasi setiap hamba-hamba-Nya. Itulah sebenarnya tujuan dari puasa, menciptakan rasa takut atau menciptakan rasa taqwa di dalam diri setiap orang-orang yang beriman.
0 komentar:
Posting Komentar